Berita Balangan

Cegah Penularan Kaki Gajah, 1.050 Warga di Balangan Uji Sampel Darah untuk TAS Filariasis 

Mencegah penularan penyakit kaki gajah, sebanyak 1.050 Warga di Balangan menjalani uji sampel darah untuk TAS Filariasis 

Penulis: Isti Rohayanti | Editor: Hari Widodo
Handi untuk BPost
Ilustrasi-Warga Baruh Penyambaran lakukan pengambilan sampel darah untuk TAS Filariasis di Desa Baruh Penyambaran, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN - Mencegah penularan penyakit kaki gajah, sebanyak 1.050 Warga di Balangan menjalani uji sampel darah untuk TAS Filariasis 

Pelaksanaan Survei Alternatif Pengganti Transmission Assessment Survey (TAS) Filariasis di Kabupaten Balangan berlangsung sejak 26 Oktober hingga 4 Nopember mendatang.

Kegiatan ini menyasar 1.050 orang dari 30 lokus terpilih di Kabupaten Balangan. Dimana setiap lokus ada 35 sampel untuk pemeriksaan darah jari. 

Dijelaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Balangan,  Akhmad Nasai kegiatan TAS merupakan program dari Kemenkes RI melalui Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. 

Baca juga: Dinkes Balangan Target Pengobatan Massal Kaki Gajah Selesai pada Oktober ini

Baca juga: 35 Warga Desa Baruh Penyambaran Balangan Jadi Sampel Survei Alternatif TAS Filariasis

Dari pihak kabupaten, khususnya Dinkes PPKB dan jajarannya (Puskesmas) menyiapkan SDM yaitu petugas pengambil sampel.

Lalu berkoordinasi dengan pihak kecamatan, desa dan kelurahan untuk menyiapkan sampel yang sudah dipilih sesuai kriteria dari Kemenkes dan menyiapkan lokasi untuk pengambilan sampel.

TAS Filariasis atau penyakit kaki gajah bertujuan untuk mengukur apakah Kabupaten/Kota dapat mempertahankan prevalensi infeksi di tingkatan yang aman di mana penularan baru tidak mungkin terjadi, meskipun Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filariasis telah dihentikan.

Selain kegiatan tersebut, Dinkes PPKB Kabupaten Balangan juga aktif melaksanakan sosialisasi di desa oleh Puskesmas terkait kaki gajah. Hal itu juga menjadi upaya pencegahan penularan penyakit yang dihantarkan oleh gigitan nyamuk tersebut.

Selain itu juga dilakukan surveilans aktif dengan cara melakukan pemeriksaan darah jari kepada orang yang di curigai atau ada tanda klinis mengarah ke kaki gajah.

Jelas Nasai,  kegiatan TAS dilakukan setiap tahun selama tiga tahun berturut-turut untuk mengevaluasi pembagian massal obat pencegahan filariasis

"Jika hasilnya sesuai kriteria Kemenkes atau hasil positif kurang dari ambang batas maksimal maka kabupaten akan menerima sertifikat eliminasi filariasis," jelas Nasai, Rabu (2/11/2022).

"Apabila sebaliknya, maka pembagian obat pencegahan massal akan diulang lagi dua kali selama dua tahun," tambahnya. 

Sebagaimana diketahui, merujuk data penderita Filariasis dari Dinkes PPKB Kabupaten Balangan, hingga tahun 2021 ada sembilan kasus kronis yang tersebar di beberapa kecamatan. 

Namun kasus kronis ini sudah tidak menularkan lagi karena pada saat dilakukan pemeriksaan darah sudah tidak ditemukan mikrofilariasis dalam darah.

Kendati demikian, penderita memiliki  kecacatan yang permanen. Lalu hampir semua penderita mengalami pembengkakan kaki (limfadema).

Lalu ditemukan dua kasus akut pada saat dilakukan Pre TAS pada tahun 2021, dan sudah diberikan pengobatan sesuai juknis yang ada. (Banjarmasinpost.co.id/Isti Rohayanti) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved