Tragedi Lembah Bajuin
Kemping di Lembah Bajuin Tala Diapit Aliran Sungai, Ini Kisah Fahri saat Tragedi Maut Terjadi
Dua pemuda ini sempat tenggelam terseret arus pascawaktu subuh tadi akibat hunjaman air bah dari gunung di Lembah Bajuin.
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Eka Dinayanti
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Meski belum familiar, namun Lembah Bajuin di Desa Sungaibakar, Kecamatan Bajuin, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), mulai sering dikunjungi pelancong.
Seperti Kaspul Fahri (23) dan lima orang temannya yang rela jauh-jauh bertandang ke Lembah Bajuin.
"Tengah malam tadi kami sampai di lokasi, sekitar jam 01.00 malam," ucapnya saat ditemui banjarmasinpost.co.id di Ruang Transisi RSUD Hadji Boejasin, Pelaihari, Senin (7/11/2022) siang.
Di ruangan itu dua orang rekannya--Prasyuda (21) dan Ahmad Syaidi (21)-- menjalani penanganan medis.
Dua pemuda ini sempat tenggelam terseret arus pascawaktu subuh tadi akibat hunjaman air bah dari gunung setempat.
Fahri menuturkan meski kondisi gelap, namun jalan menuju lokasi wisata baru tersebut cukup mudah.
Baca juga: BREAKING NEWS - Hujan Deras, Pengunjung Lembah Bajuin Terpapar Air Bah, Satu Orang Meninggal
Baca juga: Dua Korban Selamat dari Terjangan Air Bah di Lembah Bajuin Tala Jalani Perawatan di RSHB
Begitu tiba di lokasi, pihaknya langsung mendirikan tenda untuk kemah (camping).
Di tempat itu, sebutnya, juga ada pengunjung lain yang juga sama-sama mendirikan tenda.
Mereka dari Batulicin, Kabupaten Tanahbumbu (Tanbu).
Apakah teman atau kenal? "Tidak, sama-sama bertemu di lokasi saja. Mereka mendirikan tandanya di bagian yang lebih atas, jaraknya sekitar belasan meter," papar Fahri.
Sekitar waktu setelah subuh, jelasnya, pihaknya dibangunkan oleh pengunjung dari Batulicin itu.
"Kami diinformasikan air dari atas sedang turun. Kami pun langsung bergegas ke luar tenda dan saat itu air di sekitar kami sudah di atas mata kaki," paparnya.
Tanpa pikir panjang, Fahri dan lima rekannya berhamburan menjauh untuk mencari tempat aman.
Kondisi gelap membuat dan suasana panik, membuat mereka terpisah.
Tiga rekannya teseret arus yakni Prasyuda, Syaidi, dan Heru.