Ziarah di Desa Tungkaran
Banyak Simpan Makam, Dulu Desa Tungkaran Sempat Berjuluk Tungkaran Mayit, Begini Cerita Kades
Desa Tungkaran Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar sempat disebut dengan julukan Tungkaran Mayit atau Mayat
Penulis: Milna Sari | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Desa Tungkaran Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar sempat disebut dengan julukan Tungkaran Mayit atau Mayat.
Ya, dahulu desa ini juga kerap disebut Desa Tungkaran Mayit lantaran di Desa Tungkaran ada banyak makam.
Selain itu desa ini juga sering menjadi lokasi masyarakat Martapura dahulu saat memakamkan keluarganya.
Kepala Desa Tungkaran, M Salmani Kamis (22/12/2022) mengatakan memang dahulu Desa Tungkaran berjuluk mayit atau mayat lantaran jadi lokasi warga untuk memakamkan keluarganya yang meninggal.
Namun, kini Desa Tungkaran sudah berganti julukan menjadi Tungkaran Keramat lantaran ada banyak makam keramat.
Baca juga: Wisata Religi Kalsel : Berziarah ke Makam Datu Bagul di Desa Tungkaran Martapura, Ulama dari Persia
Baca juga: Wisata Religi Kalsel - Berziarah ke Makam Datu Kalangkala di Desa Tungkaran
Nama Tungkaran sendiri jelasnya berarti dermaga atau wadah untuk menyandarkan jukung atau perahu kecil warga.
Dahulu, di Desa Tungkaran belum ada jalan aspal, sehingga tranportasi warga hanya dengan jukung.
Salmani mengungkapkan sebelum menjadi Desa Tungkaran yang ramai dengan 8 Rukun Tetangga (RT) seperti sekarang, kampung ini dulu merupakan perkebunan karet milik masyarakat dari desa di sekitar Kampung Keramat.
Pada zaman dahulu, Desa Tungkaran sekarang masuk dalam daerah yang bernama Karang Tengah, sekarang disebut Cindai Alus.
Jadi orang pada zaman dahulu yang punya lahan karet di Karang Tengah untuk menuju tempat ini menggunakan perahu dan kemudian setelah menyadap karet mereka pulang membawa hasil sadapan mereka dalam perahu.
Baca juga: Wisata Religi Kalsel - Banyak Makam Ulama & Zuriat Datu Kelampayan, Ini Jalur ke Tungkaran Martapura
"Mereka menambatkan perahu berjejer dalam jumlah yang cukup besar, nah tempat mereka menambatkan perahu ini disebut Tungkaran dalam bahasa Banjar menurut penuturan orang tua dulu. Lama kelamaan menjadi kampung tersendiri dengan nama Desa Tungkaran,” tuturnya.
Selain itu ujar Salmani di Desa Tungkaran juga ada makam yang dikelola oleh Pemkab Banjar yang salah satu fungsinya untuk memakamkan mayat tanpa identitas. Terbaru juga pemakaman pasien Covid 19 juga dimakamkan di Desa Tungkaran. (Banjarmasinpost.co.id / Milna Sari)