Berita Banjarmasin

Polemik Prodi Geografi Bergabung ke Fakultas Kehutanan, Rektor ULM Angkat Bicara

Rektor ULM, Ahmad Alim Bachri angkat suara soal penggabungan Prodi Geografi ke Fakultas Kehutanan ULM. Ia membuka lebar pintunya untuk diskusi.

Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Achmad Maudhody
Banjarmasinpost.co.id
Rektor ULM, Ahmad Alim Bachri ketika ditemui dalam pelantikan Wakil Rektor ULM beberapa waktu lalu. Menyangkut persoalan perubahan Nama Fakultas Kehutanan dan Geografi ULM, Ia membuka lebar pintu diskusi khususnya terhadap seluruh civitas akademika ULM. 

“Ke depannya kan bisa saja ditinjau, dievaluasi. Bisa dihilangkan nama geografinya. Apalagi kalau geografinya semakin besar, akan memungkinkan untuk jadi fakultas ke depannya. Untuk sementara proses merger harus dilakukan,” ucap dia.

Nama geografi ini muncul katanya, agar prodi geografi nantinya bisa memunculkan prodi-prodi baru yang berhubungan dengan geografi.

Kemudian, berdasarkan hasil diskusi dengan pihak terkait ujarnya, tingkat relevansi prodi geografi yang selama ini berada di FISIP dinilai tidak terlalu tepat.

“Sehingga dengan demikian dipilihlah fakultas yang memiliki relevansi yang lebih tinggi. Makanya jatuhnya ke Fahutan, karena relatif mata kuliahnya banyak yang bersinggungan secara langsung dan tidak langsung,” ungkapnya.

Rektor ULM berharap, jika makin berkembang nanti, calon mahasiswa yang masuk ke Fakultas Kehutanan nanti berpotensi meningkatkan kontribusi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) di Fakultas kehutanan yang selama ini menurutnya relatif kecil.

Tujuannya kata Ahmad tentu untuk lebih membesarkan, meningkatkan kesejahteraan dan dalam rangka membidik potensi-potensi pengembangan peningkatan prestasi Fakultas Kehutanan itu sendiri.

Ia bahkan memiliki keyakinan dengan terus bertambahnya prodi, Fakultas Kehutanan bisa menjadi fakultas tergemuk di ULM.

“Tetapi kalau tidak muncul nama geografi itu ke depannya susah untuk membuka prodi-prodi baru di bidang geografi. Untuk akselerasi percepatan pembukaan prodi. Kehutanan sendiri akan bertambah Ilmu Lingkungan,” terangnya.

Solusi yang terbaik saat ini kata rektor tersebut yaitu menunggu keputusan dari kementrian.

“Saat ini belum disahkan oleh Kemenkumham. OTK yang diusulkan ini belum disetujui oleh Menpan RB. Meskipun dari Kemendikbud sudah dikirim ke Menpan RB,” terangnya.

Presentasi oleh Rektor di hadapan Tim dari Kemenpan RB pun belum dilakukan sebagai tahapan yang harus dilalui sebelum disahkan oleh Kemenkumham RI sehingga sifatnya belum final.

Ia menegaskan membuka lebar pintunya dan siap berdiskusi dengan seluruh pihak khususnya civitas akademika ULM menyangkut hal tersebut.

Sementara itu, Ia juga menugaskan para wakil rektor untuk membantunya mengurai persoalan yang muncul baik di level mahasiswa hingga dosen.

“Dari sisi akademik WR 1 masuk, dari sisi manajemennya WR 2 masuk, dari sisi kemahasiswaan WR 3 masuk. Saya akan tunggu laporan dari mereka,” pungkasnya.

(Banjarmasinpost.co.id/rifki soelaiman)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved