Berita Tanahlaut

Penangkar Anggrek di Kabupaten Tanah Laut Gunakan Kotoran Walet untuk Pacu Pertumbuhan Tanaman

Warga Angsau, Kota Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalsel, Jauhari Alamsyah, gunakan kotoran burung walet untuk menyuburkan anggreknya.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/ROY
Penangkar anggrek, Jauhari Alamsyah, di rumahnya, Jalan Berkat Permai RT 4 RW 1, Kelurahan Angsau, Kota Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Provinsi Kalimantan Selatan, Minggu (5/2/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Penggunaan nutrisi pabrikan untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman telah menjadi hal biasa. Termasuk terhadap anggrek.

Namun, Jauhari Alamsyah, memiliki cara dan resep tersendiri. Warga Jalan Berkat Permai RT 4 RW 1, Kelurahan Angsau, Kota Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut (Tala), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), ini bikin nutrisi khusus untuk anggrek.

Ia memanfaatkan kotoran burung walet. Kebetulan di Pelaihari, ibu kota Kabupaten Tala, banyak penangkaran sarang walet, sehingga gampang mendapatkan kotoran burung tersebut. 

Pantauan Minggu (5/2/2023), anggrek milik Jauhari tumbuh subur. Ia meletakkan anggrek-anggreknya di halaman depan rumah.

Baca juga: Wisata Kalsel - Kondisi Terkini Danau Tamiyang di Kabupaten Banjar

Baca juga: KalselPedia - Irigasi Riam Kanan Sumber Air Baku untuk Warga di Kabupaten Banjar dan Banjarbaru

Luas area penangkaran anggreknya sekitar 10x4 meter. Ia memadukannya dengan kolam ikan yang juga dimanfaatkan untuk 'terapi' anggrek yang mati atau kekeringan.

Mengenai cairan nutrisi racikan sendiri, Jauhari menuturkan hanya melakukan  fermentasi. Lamanya sekitar 15 hari, cukup didiamkan saja. Diletakkan ke kaleng bekas cat tembok.

"Ada bahan tambahan lainnya yang saya gunakan. Tapi, bahan utamanya kotoran walet," papar Jauhari.

Lelaki ramah ini, menambahkan, bikin nutrisi berbahan kotoran walet setelah membaca literatur terkait kandungannya.

Baca juga: Polisi Cari Perempuan yang Buang Bayi di Tamban Kabupaten Barito Kuala

Baca juga: Bayi Dibuang di Kabupaten Batola Dinamai Fatimah, Pengasuh Tolak Uang Peminat yang Ingin Mengadopsi

Baca juga: BREAKING NEWS - Warga Desa Bangun Tamban Batola Digegerkan Temuan Bayi di Masjid

"Ternyata cukup bagus untuk pupuk, kandungan proteinnya bagus untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan tunas dan akar," jelasnya.

Ia menyemprotkan cairan nutrisi tersebut tiap lima hari. "Biasanya saat sore menyemprotkannya," beber dia.

Hasilnya cukup menggembirakan. Koleksi anggreknya tumbuh dan berkembang baik. Bahkan yang telah kering  (mati), dapat hidup lagi.

Namun ia juga memiliki cara khusus. Terhadap anggreknya yang mati (kering), diletakkan (gantung) di atas kolam ikan.

Baca juga: Truk Damkar Pemko Banjarmasin Akibatkan Tabrakan Beruntun, Kasus Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Baca juga: Beruang Madu Dikabarkan Terlihat di Kambitin, KPH Tabalong dan Warga Lakukan Pencarian

"Kelembannyakan bagus di atas kolam, sehingga alhamdulillah yang sudah pada kering dan bahkan mati, bisa bertunas lagi," jelasnya.

Koleksi anggrek milik Jauhari cukup banyak. Sebagian merupakan anggrek khas Tala seperti yang ia dapatkan dari Gunung  Birah, Gunung Bajuin, dan Gunung Sapuangin.

(Banjarmasinpost.co.id/Roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved