Ramadhan 2023

41 Hari Menuju Ramadhan 2023, Ceramah Ustadz Adi Hidayat Soal Niat Qadha Puasa Wajib Digabung Sunnah

Ustadz Adi Hidayat terangkan mengenai niat puasa qadha Ramadhan. Menjelang Ramadhan 2023 bagi yang mempunyai utang puasa bisa mengqadhanya

Penulis: Mariana | Editor: Irfani Rahman
kanal youtube Adi Hidayat Official
Ustadz Adi Hidayat jelaskan mengenai niat qadha puasa wajib digabung niat puasa sunnah. 41 hari lagi kita akan memasuki Ramadhan 2023, bagi yang mempunyai utang puasa wajib bisa mulai mengbauar utang puasanya mulai saat ini 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Kini menyisakan 41 hari menuju bulan suci Ramadhan 2023, Anda yang memiliki utang puasa masih ada waktu dan kesempatan untuk mengqadhanya.

Pendakwah Ustadz Adi Hidayat menjelaskan niat qadha puasa wajib yakni puasa Ramadhan digabung dengan puasa sunnah.

Ustadz Adi Hidayat mengingatkan qadha puasa ramadhan wajib hukumnya bagi seorang muslim yang tak mengerjakannya sesuai waktu yang ditetapkan di bulan Ramadhan.

Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang Allah perintahkan kepada umat Islam untuk menunaikan puasa wajib selama sebulan penuh.

Namun pada kondisi tertentu, tidak semua umat muslim dapat mengerjakan puasa Ramadhan, ada yang haid, hamil, melahirkan, dan menyusui, dan ada pula yang sakit serta sedang dalam safar.

Baca juga: Ustadz Adi Hidayat Bagikan Doa Sambut Ramadhan, Beri Ketenangan Jiwa Memasuki Bulan Penuh Berkah

Baca juga: Hukum Qadha Shalat yang Tidak Dikerjakan Bertahun-tahun, Ustadz Abdul Somad Ungkap Pendapat 4 Mazhab

Bagi orang-orang yang meninggalkan puasa Ramadhan karena uzur-uzur syar'i tersebut maka wajib menggantinya.

Namun, ada pula yang sengaja meninggalkan puasa Ramadhan karena kenakalan atau sifat-sifat membangkang kepada Allah SWT, ada aturan khusus baginya yakni segera mengqadha.

Ustadz Adi Hidayat menerangkan ada ulama yang membolehkan menyatukan qadha puasa Ramadhan dengan puasa sunnah, namun ada pula yang menganjurkan untuk dipisah.

"Ketika Anda berpindah ke amalan yang lebih tinggi maka amalan rendah itu akan ikut pahalanya, misalnya Anda sering puasa Senin Kamis kemudian memutuskan belajar puasa Daud, maka pahala puasa Senin Kamis mengikutinya," terang Ustadz Adi Hidayat dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Pecinta Ulama.

Ketika seorang muslim yang masih memiliki utang puasa setelah selesai bulan Ramadhand dan ingin mengerjakan puasa sunnah, terdapat dua pendapat ulama, yang pertama mengatakan mendahulukan qadha.

Ini karena utang puasa statusnya wajib dibayar, dilunasi baru kemudian menunaikan puasa sunnah.

"Namun ada ulama yang berpandangan boleh mendahulukan puasa sunnah tertentu misal puasa Syawal, karena waktunya sempit, sedangkan qadha waktunya terbentang hingga qadha berikutnya," papar Ustadz Adi Hidayat.

Dalilnya adalah suatu peristiwa yang menimpa sayyidah Aisyah RA, yang pernah mengqadha puasanya di bulan Sya'ban yang mana hampir bertemu di bulan Ramadhan berikutnya.

Pandangan tersebut adalah meringankan bagi umat Islam, sedangkan menurut Ustadz Adi Hidayat lebih memilih pendapat yang pertama.

Baca juga: Niat dan Tata Cara Qobliyah Ashar, Ceramah Buya Yahya Mengenai Keutamaan Rawatib

Baca juga: Pengaruh Majelis Ilmu untuk Umat Islam, Ceramah Ustadz Khalid Basalamah Dapat Tingkatkan Keimanan

Qadha puasa berlaku bagi orang yang masih mampu secara fisik mengganti puasa di hari-hari lain, misalnya perempuan yang hamil lalu melahirkan masih ada kemampuan mengqadha puasa, maka membayar puasa adalah prioritas dibandingkan fidyah.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved