Heli Kapolda Jambi Jatuh

Terungkap Sulitnya Evakuasi Kapolda Jambi, Berada di Lokasi Jantung Hutan TNKS & Banyak Bukit Curam

Evakuasli helikopter yang ditumbangi ronongan Kapolda Jambi masih dilakukan. Ini karean medannya yang sulit di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Editor: Irfani Rahman
ANTARA/HO-Dokumentasi pribadi
Tim SAR berusaha mengevakuasi penumpang helikopter jatuh yang membawa Kapolda Jambi Irjeni Rusdi Hartono, Minggu (19/2/2023). Terungkap ternyata medannya sangat sulit karena berada di jantung hutan 

BANJARMASINPOST.CO.ID – Saat ini Tim SAR beserta Polres Kerinci serta beberapa aparat pihak terkait terkait tengah melakukan evakuasi terhadao helikpter rombongan Kapolda Jambi, Irjen Rusdi Hartono yang mendarat darurat di Bukit Tamia, Muara Emat, Kabupaten Kerinci, Minggu (19/2/2023).

Hingga kini tim masih terus berupaya melakukan evakuasi.Terungkap sulitnya medan karena helikopter jatuh tepat berada di jantung hutan yang berada di wilayah Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini

Lokasi tempat mendapatnya helikopter Kapolda Jambi ini ternyata adalah hutanlebat dengan pohon-pohon tinggi menjulang.

Keadaan suhu akan sangat dingin di malam hari terutama saat terjadi hujan.

Hutan TNKS dicirikan dengan kemiringan lahan yang curam sekitar 60 derajat, dengan ketinggian 200-3.805 mdpl. Tercatat ada 30 gunung dan bukit dalam kawasan hutan ini.

Baca juga: Nasib Kapolda Jambi yang Mendarat Darurat dengan Heli di Bukit Tamia Kabupaten Kerinci, Dievakuasi

Baca juga: Update Ledakan di Ponggok Blitar, Gegara Bahan Mercon, Pemilik Rumah Tewas, Ditemukan Potongan Tubuh

Selain vegetasi yang lebat dengan ketinggian pohon lebih dari 50 meter, hutan di TNKS merupakan habitat harimau sumatera dan rusa. Hutan basah ini memiliki rata-rata curah hujan 2.991 mm.

“Lokasi wilayah helikopter mendarat darurat terletak di hutan lebat dengan kontur perbukitan,” kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat wilayah I, Nur Hamidi melalui sambungan telepon, Senin malam (20/2/2023).

“Kalau potensi hipotermia bagi penumpang helikopter itu sangat tergantung pada kondisi fisik masing-masing setiap orang,” kata dia lagi.

Hal senada dikatakan Depati Muaro Langkap, Mukhri Soni. Dia menuturkan, untuk mengakses jalur darat ke lokasi helikopter mendarat darurat dibutuhkan waktu 7-8 jam.

Kawasan tersebut memang sangat lebat. Pohon-pohon tumbuh sangat besar dengan ketinggian lebih dari 50 meter.

Dengan kondisi hutan berkontur perbukitan, sangat sulit untuk melakukan evakuasi jalur darat.

Satu-satunya peluang untuk melakukan evakuasi adalah jalur udara. Dia berharap TNKS membolehkan penebangan pohon untuk helikopter mendarat.

“Saya kira dalam keadaan darurat, pohon harus ditebang untuk helikopter mendarat. Sehingga evakuasi terhadap korban bisa dilakukan,” kata Soni.

Menurut dia evakuasi jalur darat akan susah, terutama saat harus membawa tandu korban.

“Kita bawa diri saja susah, apalagi harus bawa orang lain,” kata Soni menegaskan.

Baca juga: Cegah Penyakit Asam Urat, dr Zaidul Akbar Sarankan Perbanyak Puasa dan Hindari Makanan Olahan

Baca juga: Harga Minyak Goreng di Alfamart dan Indomaret 20 Februari 2023, 1 Liter Mulai Harga Rp 16 Ribuan

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved