Berita Kotabaru

Menurun, Luasan Lahan Tanam Padi di Sungai Limau Kabupaten Kotabaru

Pada tujuh tahun silam, lahan produktif ditanami padi mencapai 500 hingga 400 hektare di Desa Sungai Limau, Kotabaru. Kini kurang dari 100 hektare.

Penulis: Herliansyah | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/HELRIANSYAH
Persawahan di Desa Sungai Limau, Kecamatan Pulaulaut Timur, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, beberapa waktu lalu. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, KOTABARU - Pertanian di Desa Sungai Limau, Kecamatan Pulaulaut Timur, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), cukup dikenal.

Namun kini mengalami penurunan luasan lahan tanam.

Pada tujuh tahun silam, lahan produktif ditanami padi mencapai 500 hingga 400 hektare.

Kini, luasan lahan ditanam hanya berkisar 100 hektare. Bahkan kurang.

Baca juga: Kegiatan Wakil Presiden RI Maruf Amin di Masjid Al-Munawarah Kota Banjarbaru Kalsel

Baca juga: MPP Banjarbaru Masih Normal Jelang Kunjungan Maruf Amin, Kepala DPMPTSP : Besok Pelayanan Dibatasi

Hal itu dikatakan Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Sungai Limau, Syafruddin, kepada Banjarmasinpost.co.id, Senin (10/4/2023).

Menurut Syafruddin, ada beberapa persoalan yang menjadi faktor mengecilnya lahan sawah dari tahun ke tahun.

Selain sebagian petani memiliki usaha lain, juga minimnya alat pertanian untuk membuka lahan produktif.

"Jadi kendalanya itu. Lahan produktif awalnya 500 hektare, minimal 400 hektare ditanam. Sekarang paling 100 hektare, bisa kurang," lanjut Syarifuddin.

Baca juga: Panti Asuhan Putri Al-Amin Terbakar,  Mahasiswi Poliban Ini Berencana Mengungsi ke Rumah Keluarga

Baca juga: Kebakaran Melanda Panti Asuhan Putri Al-Amin, Pengasuh : Sebagian Sedang Pulang Kampung

Baca juga: BREAKING NEWS : Kebakaran di Banjarmasin, Api Membumbung di Panti Asuhan Putri Al-Amin

Sedangkan hasil produksi tetap per hektare mencapai 3 sampai 4 ton per haktare.

"Hanya luasan tanam yang berkurangan. Secara global pastilah berkurang jumlah hasil panen," sambungnya.

Belum lagi hasil panen berkurang karena disebabkan gangguan hama yang menyerang tanaman, seperti terjadi tahun lalu.

Hal senada diungkapkan Gazali, salah satu Ketua Kelompok Tani (Poktan) Tunas Muda di Desa Sungai Limau.

Baca juga: Wisata Kalsel : Panorama Pegunungan, Pelancong Susur Sungai Panjaratan Bisa Lihat Aktivitas Warga

Baca juga: Wisata Kalsel :  Susur Sungai di Panjaratan Tala, Hutan Alami di Kiri Kanan Jadi Daya Tarik

"Padahal sebelumnya Pulaulaut Timur dijuluki sebagai daerah lumbung padi, Bumi Rancah Maurai," pungkasnya.

(Banjarmasinpost.co.id/Helriansyah)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved