Berita Banjarmasin

Imam Masjid Al Ikhwan Veteran Banjarmasin M Rasad Lolos Seleksi Imam di Uni Emirat Arab

Mahasiswa Pascasarjana Prodi Hukum Keluarga UIN Antasari Banjarmasin, Muhammad Rasad, lolos menjadi imam masjid di Uni Emirat Arab.

Penulis: Rifki Soelaiman | Editor: Alpri Widianjono
ISTIMEWA
Muhammad Rasad saat memimpin salat di Masjid Al Ikhwan, Jalan Veteran, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Menjadi Imam Masjid di Uni Emirat Arab (UEA) nampaknya memang menjadi mimpi para santri-santri yang ada di Indonesia.

Namun untuk mencapai ke sana, memerlukan dedikasi yang tinggi dan harus disertai juga dengan doa. 

Mungkin itu yang saat ini dirasakan Muhammad Rasad, mahasiswa Pascasarjana Prodi Hukum Keluarga UIN Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel). 

Kiprahnya selama empat tahun menjadi Imam Masjid Al Ikhwan di Jalan Veteran, Kota Banjarmasin, bermula ketika kuliah di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Antasari. 

Rasad mendapat beasiswa Program Khusus Da’i dan diasramakan di Kompleks Joko, kawasan Pemurus, Banjarmasin.

Baca juga: Bupati H Saidi Mansyur Lepas Keberangkatan 330 Calon Jemaah Haji Kabupaten Banjar

Baca juga: Intip Makanan Jemaah Haji Indonesia di Madinah, Agar Rasa Sesuai Lidah, Bumbu Dibawa dari Indonesia

Saat menjalani program beasiswa itu, dia mendapat informasi bahwa Masjid Al Ikhwan sedang mencari imam dengan syarat minimal hafal 25 juz. 

“Saya coba daftar, seleksi juga dengan praktek langsung. Saat itu ada 19 peserta kalau tidak salah. Dan alhamdulillah saya diterima dan jadi imam di masjid sana,” ucap pria kelahiran Kuala Kapuas tahun 1994 itu kepada Banjarmasinpost.co.id, Minggu (28/5/2023).

Selama berkiprah menjadi imam di Masjid Al Ikhwan, Rasad juga mendirikan Tahfidz Qur'an Al Ikhwan di masjid itu.

Ayah satu anak yang sudah hafal 30 juz Al-Qur’an tersebut, sebelumnya merupakan santri Tahfidz Al-Qur'an Darussalam Kota  Martapura, Kabupaten Banjar, Kalsel.

Ia mengenyam pendidikan sekitar 10 tahun dan lulus di usia yang terbilang masih belia, yakni 16 tahun.

Baca juga: Api Berkobar di Desa Indrasari Belakang Stadion Demang Lehman Martapura, 1 Rumah Ludes Terbakar

“Setelah dari pondok itu, saya mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Pondok Pesantren Quraish Shihab Baitul Quran Jakarta selama satu tahun. Alhamdulillah lulus dan langsung kuliah sarjana di UIN Antasari. Sampai sekarang lanjut mengambil Pascasarjana,” tuturnya.

Kepada BPost, ia mengatakan, awal mulanya mendapatkan informasi adanya penerimaan Imam Masjid di UEA itu yakni melalui Kemenag RI. 

Mendaftar melalui google form yang disediakan. Mengirim berbagai macam berkas hingga mengirimkan video membaca surah, di antaranya Surah Al Fatihah.

Ada tiga tahapan yang saat itu dilalui Imam Masjid Al Ikhwan Veteran Banjarmasin ini.  Mulai dari tahapan administrasi yang melibatkan sekitar 500 peserta se-Indonesia. 

Kemudian, tahapan CAT (Computer Assisted Test) yang melibatkan 350 peserta dengan menjawab soal ilmu fiqih, tajwid, Bahasa Arab, moderasi beragama, serta wawancara dengan pihak Kemenag RI menggunakan Bahasa Arab. 

Baca juga: Sehari Api Berkobar di Dua Lokasi Lahan Tidur di Tanahlaut, Segini Luasan yang Terbakar

Baca juga: Puluhan Hotspot Kepung Sejumlah Desa di Tala, BPBD Ingatkan Warga Hindari Hal Ini

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved