Berita Tanah Laut

Nelayan Desa Kualatambangan Tala Terpaksa Jarang Melaut, Realisasi Jatah Solar Subsidi Dikeluhkan

Nelayan Desa Kualatambangan, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel terpaksa jarang melaut. Segini realisasi kuota solar bersubsidi Bulan Juni 2023.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Achmad Maudhody
Banjarmasinpost.co.id
SANDARĀ - Kapal nelayan di Kualatambangan, Tala, Kalsel banyak yang sandar karena sulitnya mencukupi kebutuhan solar. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Kesulitan mencukupi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar hingga kini masih dialami para nelayan di Desa Kualatambangan, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel).

Mereka hanya mengandalkan solar subsidi yang didistribusikan pihak penyalur. Pasalnya, jika membeli solar non-subsidi dari pedagang eceran harganya hampir dua kali lipat dari harga resmi yakni hingga Rp 12 ribu per liter.

Sementara itu sejak sekitar tiga bulan terakhir, jatah solar subsidi yang mereka dapat dari pihak penyalur kian susut. Imbasnya, belakangan ini mereka terpaksa lebih sering libur melaut.

Hal itu dibenarkan Kepala Desa Kualatambangan H Muhriadi. "Masih banyak yang libur melaut hingga saat ini karena penghasilnya tidak sesuai dengan pengeluarannya. Sedangkan kalau beli solar eceran harganya mahal, Rp 11-12 ribu," sebutnya, Kamis (29/6/2023).

Baca juga: Dinas KPP Kabupaten Tanah Laut Lapor Pertamina atas Keterbatasan Solar pada Nelayan Kualatambangan

Ia menyebut pada bulan Juni 2023 ini pihak penyalur dua kali mendistribusikan solar subsidi. Pertama tanggal 18-20 Juni dan kedua pada tanggal 25 Juni. Total solar subsidi yang disalurkan 32.410 liter.

Jumlah tersebut dikatakannya belum mencukupi keperluan nelayan di kampungnya. "Harapan nelayan jatah kuota dari Pertamina untuk Desa Kualatambangan sebanyak 65 ribu liter harus datang lah tiap bulannya," tandas Muhriadi.

Kapal nelayan di Kualatambangan, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan
Kapal nelayan di Kualatambangan, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan banyak yang sandar karena sulitnya mencukupi kebutuhan solar.

Jika pihak pengelola (penyalur) tidak mau lagi mendistribusukan jatah kuota untuk Kualatambangan secara penuh sebanyak 65 ribu liter terbut lanjutnya, pihaknya siap untuk mengambilnya sendiri.

Informasi diperoleh, sejak beberapa bulan terakhir pihak penyalur hanya mengambil (menebus) sebagian dari total kuota 65 ribu liter untuk Kualatambangan. Belum diketahui secara jelas apa kendala yang dihadapi pihak penyalur sehingga tidak mengambil seluruh jatah kuota tersebut.

Baca juga: Lokasi PKL Buah di Depan Perkantoran, Sekda Kabupaten Tanah Laut Dapati Sampah dan Kabel di Tanah

Lebih lanjut Muhriadi mengatakan, terkait persoalan itu pihaknya juga telah mengirim surat ke PT Pertamina perwakilan Kalsel, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Tala, DPRD Tala. Bahkan juga menyurati bupati Tala.

"Intinya kami memohon untuk kuota solar bersubsidi ini bisa didatangkan 65 ribu liter tiap bulannya. Tapi nyatanya yang disalurkan bulan ini hanya 32,410 liter," tandas Muhriadi.

(Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved