Haji 2023

Jemaah Haji Telantar 10 Jam di Muzdalifah, Sejumlah Calhaj Kalsel Pingsan

Sejumlah calon jemaah haji (calhaj) dari berbagai kelompok terbang (kloter) tertahan di Muzdalifah, beberapa jemaah haji asal Kalsel sempat pingsan

Editor: Irfani Rahman
Kementerian Agama RI
Ilustrasi Pelaksanaan Ibadah Haji di Mekkah. Tahun ini sempat terjadi jemaah haji asal Indonesia termasuk dari Kalsel tertahan di Muzdalifah hingga sempat pingsan 

KEMENTERIAN Agama (Kemenag) merespons kejadian tersebut. Dalam keterangan tertulis yang diterima BPost (Tribun Network) dipastikan bahwa semua jemaah haji Indonesia telah meninggalkan Muzdalifah.

Kemacetan yang berlangsung di jalur Mina-Muzdalifah itu sudah terurai.
 
Bus yang membawa jemaah lebih lancar sampai Muzdalifah sehingga mempercepat proses pemberangkatan. “Alhamdulillah, kemacetan sudah terurai. Bus mulai membawa jemaah menuju Mina,” terang Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief.

Ikut mendampingi, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat, Kasatop Armina Harun Al Rasyid, Kabid Siskohat Hasan Affandi dan sejumlah petugas. “Sekitar jam 13.30 waktu Arab Saudi semua jemaah haji Indonesia sudah naik bus menuju Mina,” sambung Hilman.

Menurutnya, keterlambatan proses evakuasi terjadi antara lain karena kemacetan yang terjadi di jalur taraddudi (shuttle) bus yang mengantar jemaah dari Muzdalifah ke Mina. Jalur itu juga banyak dilalui oleh jemaah haji dari berbagai negara yang akan melakukan lontar jumrah setibanya di Mina. Sehingga menambah kepadatan jalan raya.

Kedua, keterlambatan pemberangkatan jemaah dari Muzdalifah tidak hanya dialami Indonesia. Jemaah dari sejumlah negara juga mengalami hal sama, antara lain Filiphina, Malaysia, dan lainnya. “Hanya, Indonesia adalah jemaah terbanyak. Sehingga paling terdampak,” ujarnya.

Selain itu, layanan konsumsi di Mina juga tidak terdistribusi dengan baik dan lancar. Potensi lainnya adalah ketersediaan kasur yang tidak sesuai jumlah jemaah. “Kita sudah sampaikan protes keras ke Mashariq terkait persoalan yang terjadi di Muzdalifah. Kita juga meminta agar tidak ada persoalan dalam penyediaan layanan di Mina,” ujar Hilman.

Mashariq atau Motawifs Pilgrims for South-East Asia Countries Company adalah perusahaan investasi untuk pelayanan haji dan umrah yang bermarkas di Makkah.

Hilman mengatakan protes keras yang disampaikan ke Mashariq, karena penyediaan layanan di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina) sepenuhnya menjadi tanggung jawab mereka. Mekanisme ini juga dilakukan oleh semua negara, proses penyediaan layanan dalam skema kemitraan dengan otoritas Mashariq.(Tribun Network/fah/alg/rin/wly)

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Banjarmasin Post

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Renungan untuk TNI

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved