Berita Tanahlaut
Bekerja Tanpa Gaji, Operator PAUD di Tala Tetap Semangat Bertugas Sekaligus Mengajar
Operator PAUD di Tanahlaut tetap semangat jalankan tugas sekaligus merangkap ngajar meskipun tanpa gaji
Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Hari Widodo
BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Pemerintah Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), terus berupaya meningkarkan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan (tendik). Terutama mereka yang belum mengantongi sertifikasi dan masih berstatus honorer.
Antara lain langkahnya yakni memberikan insentif bulanan kepada yang telah mulai diberikan sejak beberapa tahun silam. Namun belum semua pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (operator/administrasi) mendapatkan dana 'segar' itu.
Contohnya di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelompok Belajar (KB) Tunas Bangsa di Desa Kualatambangan, Kecamatan Takisung. Catatan banjarmasinpost.co.id, Kamis (6/7/2023), setidaknya masih tersisa satu orang yang belum menikmati intensif daerah tersebut.
Namanya yakni Aprisa Husna, operator yang sekaligus merangkap sebagai pendidik atau guru. Ia mengajar sejak 2018 lalu.
Baca juga: Jembatan Sei Maluka Tanahlaut Mulai Diperbaiki, BPJN Kalsel Sebut Dua Bagian Ini yang Ditangani
Baca juga: Hari Ini Jadwal Penutupan Jembatan Sei Maluka Tanahlaut, Kades: Pejalan Kaki Bisa Lewat
Sementara itu tiga orang pengajar lainnya telah menerima insentif daerah sebesar Rp 700 ribu per bulan sejak 2013 silam. Mereka yaitu Nasrun AK, Rabiatul Adawiyah, dan Rusidah.
"Aprina Husna tetap semangat menjalankan tugasnya sebagai operator sekaligus merangkap pengajar meski belum dapat insentif dan tak dapat gaji apa pun," ucap Nasrun AK, pendiri/pimpinan PAUD KB Tunas Bangsa.
Ia menuturkan telah beberapa kali mengajukan usulan ke pemerintah daerah agar Aprina Husna mendapatkan insentif. Namun hingga saat ini belum beruntung karena kuota yang tersedia telah penuh.
Tahun ini diirnya berencana akan kembali mengajukan usulan.
"Mudah-mudahan ada kabar baik sehingga Aprina Husna bisa dapat insentif juga," harap Nasrun.
Dikatakannya, sejak bertugas menjadi operator sekaligus merangkap pengajar, Aprina mengadi tanpa pamrih. Pasalnya, PAUD KB Tunas Bangsa tidak mampu menggaji pendidik maupun tenaga kependidikan.
Hal itu karena SPP bulanan murid hanya cukup untuk menutupi pengeluaran operasional. Itu pun kadang minus ketika kerap ada rapat internal yang melibatkan wali murid atau ketika mengikuti pertemuan-pertemuan di kabupaten.
Lelaki yang tak bisa berjalan lagi akibat betis patah tulang dan terkena stroke ini mengatakan niat dirinya mendirikan PAUD KB memang untuk mencerdaskan generasi penerus anak-anak nelayan di kampungnya.
Baca juga: Meriahnya Festival Nelayan 2023 di Muara Kintap, Dipandu Dua MC Kenamaan Tanahlaut
Itu sebabnya biaya pendidikan pun diminimalkan serendah mungkin. Selain SPP yang hanya Rp 30 ribu, tak ada lagi biaya lainnya.
Nasrun dan dua pengajar lainnya pun hanya mendapat insentif dari daerah atas jerih payahnya mengajar. (Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani)
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
tenaga kependidikan
Desa Kualatambangan
PAUD KB Tunas Bangsa
Berita Banjarmasinpost Hari Ini
| Pohon Penghijauan di Jalan Samudera Pelaihari Tumbang, Lalu Lintas Dialihkan Selama Beberapa Jam |
|
|---|
| Tiang Listrik di Lapangan Tugu Roboh Tertimpa Pohon, Warga Pelaihari Gundah Listrik Padam Sejak Pagi |
|
|---|
| Pohon Besar di Lapangan Tugu Pelaihari Roboh, Timpa Atap Dua Bangunan Kuliner |
|
|---|
| Polres Tanahlaut Geruduk Tambang Emas di Martadah, Ini Fakta yang Didapati di Lokasi |
|
|---|
| Harga Sembako di Tala Jelang Nataru dan Haul Guru Sekumpul, Bupati: Pengawasan Akan Terus Dilakukan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/banjarmasin/foto/bank/originals/Pelajar-PAUD-KB-Tunas-Bangsa-Desa-Kualatambangan-semangat-belajar.jpg)