Religi

Cara Menegur Anak Yatim yang Nakal, Buya Yahya Imbau Lakukan Hal Ini dalam Ceramahnya

Penceramah Buya Yahya menjelaskan cara menegur anak yatim yang nakal sehingga ke depan berpengaruh pembentukan karakter positif anak.

Penulis: Mariana | Editor: Edi Nugroho
capture kanal youtube Al-Bahjah TV
Penceramah Buya Yahya menjelaskan cara menegur anak yatim yang nakal. Disampaikan Buya Yahya, ada alasan dibalik nakalnya perilaku anak yatim di antaranya kehilangan sosok ayah. 

"Anda antarkan ke rumah mereka, bahkan bisa jadi setelah sampai di rumahnya akan terenyuh, rupanya bukan sekadar butuh makan, misalnya jendela rumahnya rusak, ada adiknya kecil-kecil, dan lain sebagainya yang membuat Anda ingin bersedekah lebih banyak," terang Buya Yahya.

Buya Yahya menekankan pihaknya tidak menyarankan untuk mengumpulkan anak-anak yatim di suatu tempat.

Sebagaimana pengalaman seseorang yang kaya lalu mengundang anak-anak yatim berkumpul di rumahnya dengan menempuh perjalanan jauh.

Kala itu Buya Yahya turut diundang menyaksikan acara santunan tersebut, Buya pun bertanya bagaimana dengan sekolah anak-anak tersebut sementara waktu tempuh keberangkatan dan kepulangan sekitar empat jam.

Salah satu ustadz pendamping anak yatim tersebut mengungkapkan harus meliburkan anak-anak itu jika ada kegiatan santunan.

"Lalu saya jadikan bahan ceramah, hei orang kaya jika ingin menyantuni anak yatim jangan undang mereka ke rumahmu, mereka harus meninggalkan sekolahnya, menempuh perjalanan panjang, terpaksa untuk datang, setelah datang hanya diberi 150.000 untuk setahun," cerita Buya Yahya.

Buya Yahya mengimbau sebagai orang kaya harus memiliki adab dengan si fakir, apabila ingin bersedekah bisa mendatangi rumah si penerima akan jauh bermanfaat.

Sebaiknya tidak mengundang penerima santunan ke rumah, karena bisa jadi akan menjadi syiar kesombongan.

"Kenapa? Saya tahu sedihnya orang fakir, dan saya tahu sibuknya seorang ustadz dan bingung harus mengurus santri jika sering keluar," kata Buya Yahya.

Ditegaskannya, anak yatim memang perlu disantuni, bukan diyatim-yatimkan. Terkadang diundang untuk dipamerkan kesedihan dan kemalangannya, perlu ditolong tapi tidak untuk diingat-ingat kesedihan pada dirinya.

Akan lebih baik lagi, seseorang yang menyantuni dan merawat anak yatim membuat si anak tidak merasa menjadi yatim, disertai kasih sayang tulus dan cara menyantuni yang terhormat.

"Anak yatim istimewa, sebab itu jangan dzolim dengan anak yatim," tukas Buya Yahya.

(Banjarmasinpost.co.id/Mariana)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved