Karhutla Kalsel

Pantau Karhutla Kalsel dari Udara, Begini Kesiapan Pilot Sebelum Menerbangkan Helikopter

Karhutla Kalsel. Dua helikopter dioperasikan setiap hari untuk memantau sejumlah titik panas di Kalimantan Selatan.

Penulis: Muhammad Rahmadi | Editor: Alpri Widianjono
BANJARMASINPOST.CO.ID/MUHAMMAD RAHMADI
Karhutka Kalsel. Kru Satgas Udara, pemantau kebakaran hutan dan lahan, saat melakukan persiapan sebelum naik helikopter di Bandara Internasional Syamsudin Noor di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, Jumat (4/8/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Karhutla Kalsel. Kebakaran hutan dan lahan sedang menjadi fokus kegiatan yang sedang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

Ring 1 kawasan Bandara Syamsudin Noor, menjadi prioritas utama penanganan oleh Satgas Udara karena bisa berdampak terhadap aktivitas penerbangan.

Setiap hari, setidaknya ada dua helikopter dioperasikan, untuk memantau sejumlah titik panas, berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Baca juga: Kebakaran di Belawang Kabupaten Batola Kalsel, Penyaluran Bantuan untuk Korban Dimusyawarahkan

Baca juga: Mahasiswa ULM Galang Donasi Melalui Medos untuk Korban Kebakaran di Belawang Kabupaten Batola Kalsel

Baca juga: BREAKING NEWS : Kebakaran di Desa Belawang Batola, Puluhan Warga Kehilangan Tempat Tinggal

Sebelum helikopter pemantau beroperasi ada beberapa hal yang perlu dipastikan siap, mulai dari personel hingga peralatan.

Diungkapkan pilotnya, Frangky P Siagian, hal utama yang wajib dipersiapkan sebelum berangkat adalah kesiapan kru.

"Kru penerbang helikopter harus dalam keadaan prima," tegasnya, Jumat (4/8/2023).

Baca juga: Kronologis Kebakaran di Kayu Bawang Kabupataen HST Kalsel Akibatkan 6 Rumah Rata dengan Tanah

Baca juga: Kebakaran di Desa Kayu Bawang HST Hanguskan Enam Rumah, Ini Data Korban Terdampak

Baca juga: BREAKING NEWS : Kebakaran di HST, Api Ludeskan Enam Unit Rumah di Desa Kayu Bawang

Selain itu, dokumen izin terbang dan kelayakan armada juga menjadi bagian penting yang perlu dipersiapkan, sebelum mulai mengudara.

"Cek mesin dan bahan bakar helikopter dilakukan oleh tim engineering. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah, baru bisa terbang," jelasnya.

Satu kali beroperasi, Helikopter Pemantau Karhutla bisa terbang lebih kurang selama tiga jam, dengam kecepatan rata-rata 100 Km/Jam.

Baca juga: Pengendara Motor Tabrak Mobil di Bamban Kabupaten HSS Santri Guru Bakhiet, Mau Pulang ke Daha

Baca juga: Sekretaris Desa Bamban di Kabupaten HSS Sebut Tikungan Dekat Jembatan Sering Terjadi Kecelakaan

"Untuk ketinggiannya rata-rata 500 kaki atau 150 meter dengan konsumsi bahan bakar lebih kurang sebanyak 150 Liter," ujarnya.

Sementara itu, ditambahkan Munawar Fatoni, rekan satu profesi Frangky, bahwa helikopter pemantau Karhutla Kalsel beroperasi pada dua wilayah.

Satu ke bagian sisi utara, dan satunya lagi beroperasi pada sisi bagian selatan.

Baca juga: Alami Kecelakaan Tabrak Minibus di Desa Bamban HSS, Pengendara Motor Ini Santri Asal Daha

Baca juga: BREAKING NEWS : Terekam CCTV, Begini Detik-detik Pengendara Motor di HSS Melaju Tabrak Minibus

Selain memantau titik panas melalui helikopter, tugas kru juga mendokumentasikan serta mencatat koordinat titik Karhutla.

"Tugas kami mendatangi titik panas, kemudian mencatat, mendokumentasikan untuk selanjutnya dilaporkan ke Posko Karhutla," terang Munawar.

Selanjutnya, data hasil pantauan tersebut ujar Munawar, akan dijadikan prioritas penanganan oleh Satgas Karhutla.

Baca juga: Pejalan Kaki Tewas Tertabrak Mobil di Bersujud Kabupaten Tanbu, Korban Seorang Nenek Usia 68 Tahun

Baca juga: Sopir Tak Hiraukan Peringatan, Truk Bermuatan Kayu di Tabalong Terjun ke Sungai Tewaskan 1 Orang

"Tindak lanjutnya dari Satgas dengan mengirim Heli Water Bombing untuk memadamkan api. Ring 1 area bandara menjadi prioritas penanganan," sebutnya.

(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Rahmadi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved