Kriminalitas Nasional

Bos Sembako di Batam Dirampok Karyawan, Dibawa ke Kuburan, Rampas Uang Rp200 Juta

Seorang bos sembako di Batam berinsial IT dirampok oleh karyawannya sendiri, uang senilai Rp200 juta yangmau disetorkan ke bank dibawa kabur

Editor: Irfani Rahman
Tribunlampung.co.id/dodi kurniawan
Ilustrasi pelaku perampokan bersenjata tajam. Bos sembako do Batam ini dirampok uang senilai Rp200 juta di bawa kabur 

BANJARMASINPOST.CO.ID -Aksi Perampokan dinilai cukup berani menimpa seorang bos sembako berisial IT di Batam. Korban dirampok oleh karyawannya sendiri berinsial PT dan uang Rp200 juta dibawa kabur.

Nyelenehnya sebelum menggasak uang korban pelaku membawa korban ke TPU Sei Temiang dan mengambil uang korban.

Kejadian Perampokan bos sembako ini telah ditangani aparat kepolisian setempat dan pelaku tengah diburu.

Korban sendiri dikabarkan syok saat mengalami kejadian perampokan tersebut.

Peristiwa perampokan itu terjadi di kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sei Temiang oleh seorang sopir berinisial PT yang sebelumnya bekerja di toko milik korban

Baca juga: Tiga Lokasi Penangkaran Buaya Ilegal di OKI Digrebek Petugas, Temukan 58 Buaya

Baca juga: Pasutri di Depok Ini Ditemukan Tewas Terbakar Dalam Kondisi Berpelukan, Berikut Kronologis Kejadian

Awalnya bos toko berinisial IT hendak menyetorkan uang senilai Rp 200 juta ke bank di Pasar Fanindo Batuaji pada Jumat (25/8/2023) sekitar pukul 11.00 WIB.

Saat IT hendak turun dari mobil untuk menuju bank, PT tiba-tiba mengancam dengan sebilah pisau.

PT memaksa IT untuk tetap berada di dalam mobil. Dalam keadaan ketakutan, sang pemilik toko patuh pada perintah mantan karyawannya.

Dengan PT sebagai sopir, mobil meluncur menuju lokasi TPU Sei Temiang di Sekupang. Di tempat ini, aksi perampokan mencapai puncaknya.

PT merampas uang senilai Rp 200 juta yang hendak disetorkan ke bank.

Setelah mendapatkan jarahan, pelaku melarikan diri menuju arah Sei Harapan, menghilang dari pandangan.

Masyarakat sekitar yang menyaksikan peristiwa ini mengungkapkan kekagetan mereka.

Sri, seorang warga yang juga penjual bunga kuburan, mengungkapkan bahwa ia mendekati korban yang tampak terpukul.

Sri menceritakan bahwa korban dalam keadaan menangis dan memberi tahu bahwa ia menjadi korban perampokan.

Menurut Sri, pemilik toko tersebut terlihat tidak begitu fasih dalam berbahasa Indonesia, sehingga komunikasinya agak terbatas.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved