Berita Tanahlaut

Tradisi Baayun Maulid di Tabanio Tanahlaut, Usia Bayi yang Ikut Dibatasi

Tradisi baayun maulid di Desa Tabanio, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), hingga sekarang masih bertahan.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: M.Risman Noor
BPOST GROUP/ROY
H AHMAD DANDARAWI (koko putih), ketua panitia Baayun Maulid sekaligus ketua Pengelola Masjid Fastabiqul Khairat Desa Tabanio. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Tradisi baayun maulid di Desa Tabanio, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), hingga sekarang masih bertahan atau lestari.

Warga di kampung nelayan itu pun juga tetap antusias sejak dulu hingga sekarang. Hal itu terlihat pada acara Baayun Maulid yang mereka gelar, Rabu (27/9/2023) hari ini.

Acara itu bertempat di Masjid Fastabiqul Khairat yang terletak di pusat permukiman warga setempat.

Jumlah bayi yang diayun pada kegiatan tersebut terpantau cukup banyak, diperkirakan mencapai seratus lebih.

Bayi-bayi mungil itu diayun di tempat ayunan yang dibawa oleh masing-masing orangtua bayi tersebut. Tempat ayunan dihiasi semenarik mungkin.

Tempat ayunan itu dijejer rapi di area belakang masjid. Sedangkan bagian tengah hingga depan menjadi tempat jemaah laki-laki yang membaca syair-syair maulid.

Baca juga: Api Karhutla Jilat SDN Bahandang 1 Kabupaten Barito Kuala Kalsel, Empat Kelas Tinggal Puing

Baca juga: HUT ke 2 Tribun Kalteng, Manajemen Ingin Lebih Dekat dengan Masyarakat

Ketua Panitia Baayun Maulid sekaligus Ketua Pengelola Masjid Fastabiqul Khairat H Ahmad Dandarawi menuturkan kegiatan tersebut merupakan tradisi turun temurun sejak nenek moyangnya.

Dirinya merupakan generasi ketiga di Tabanio yang terus berupaya melestarikan tradisi Baayun Maulid tiap 12 Rabiul Awal. Apalagi Rabiul Awal merupakan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Karena itu warga di kampungnya yang memiliki bayi dipersilakan mengikuti Baayun Maulid. "Kami menetapkan usia bayi yang diikutkan Baayun Maulid yaitu setahun ke bawah," papar Dandarawi.

Melalui kegiatan itu, sambugnya, diharapkan bayi-bayi yang mengikuti Baayun Maulid kelak dapat menjadi anak yang sholeh/sholehah, berbakti kepada orangtua, dan penerus ajaran Islam yang taat kepada Allah SWT.

Ia menuturkan prosesi Baayun Maulid dimulai sejak sekitar pukul 07.00 Wita. Peserta sejak selepas waktu subuh membawa bayi masing-masing ke masjid dan diayun di tempat ayunan masing-masing.

Selanjutnya dilakukan pembacaan syair-syair Maulid oleh jemaah laki-laki yang dipimpin Dandarawi bersama kalangan guru agama setempat.

Sekitar dua jam pembacaan syair Mauldi tersebut berlangsung. Setelah itu acara dipungkasi dengan makan-makan. Sajian yang dihidangkan berupa makanan ringan yaitu ketan bainti atau ketan yang di bagian tengah atasnya ditaburi parutan kelapa bergula merah.

SUASANA Baayun Maulid di Masjid Fastabiqul Khairat Desa Tabanio, Rabu (27/9) pagi.
SUASANA Baayun Maulid di Masjid Fastabiqul Khairat Desa Tabanio, Rabu (27/9) pagi. (BPOST GROUP/ROY)

Makanan ringan itu dibawa oleh para peserta Baayun Maulid. Kemudian dihidangkan untuk bersama dan disantap bersama-sama.

Kepala Desa Tabanio Madiansyah yang juga turut hadir pada acara Baayun Maulid tersebut menuturkan kegiatan itu merupakan salah satu kegiatan rutin tahunan pada momentum 12 Rabiul Awal.

Pemerintah desa dikatakannya selalu mendukung semua kegiatan keagamaan, termasuk Baayun Maulid.

(banjarmasinpost.co.id/roy)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved