Berita Internasional

Derai Air Mata Tumpah di Gaza, Tercatat Lebih 3.600 Anak Palestina Tewas

Perang Israel dan Hamas Palestina menyisakan duka mendalam di Gaza, air mata selalu tumpah karena banyak anak Palestina tewas

Editor: Irfani Rahman
AP
Pria Palestina menangis sambil menggendong seorang anak tewas yang ditemukan di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Nusseirat, Gaza tengah. Hanya dalam 25 hari perang, lebih dari 3.600 anak Palestina terbunuh. 

BANJARMASINPOST.CO.ID -Perang antara Israel dan Hamas Palestina menimbulkan duka yang tak terkira. Derai air mata selalu tumpah di Gaza.

Ini akibar serangan Israel di Gaza yang menewaskan ribuan orang termasuk anak-anak.

Bahkan dikabarkan tercatat sekitar 3,600 anak-anak Palestina tewas .

Ini akibat serangan bombardir Israel ke kota-kota di Gaza.

Setiap hari sejak itu, raungan suara jet tempur Israel menjadi pertanda bagi warga Gaza kalau bakal ada lagi yang meninggal karena bom serangan udara yang dilepaskan dari badan pesawat.

Suara-suara mengerikan itu yang juga didengar saban hari oleh bocah 7 tahun, Majd Souri di Gaza.

"Ledakan itu membuat Majd ketakutan," kata ayahnya Ramez Souri, 45 tahun.

Baca juga: Sejarah Buah Semangka Jadi Simbol Perlawanan Palestina Terhadap Israel, Mulai Muncul Tahun 1967

Baca juga: Fakta Sosok Ngatiyem Penjual Jamu yang Meninggal di Rumah Kontrakkan, Mbah Orang Baik dan Ramah

Sejatinya, dia rindu bermain sepak bola dengan teman-teman sekolahnya, tapi perang membuat olahraga apapun menjadi momen sangat mewah di sana. 

Dia juga sangat terpukul karena perang telah membatalkan perjalanan keluarga Kristennya yang sangat dinanti-nantikan ke Nazareth, kota di Israel di mana menurut tradisi Yesus dibesarkan.

“Baba, ke mana kita bisa pergi?” Majd bertanya berulang kali ketika serangan udara Israel menderu-deru.

Keluarga tersebut, yang merupakan anggota komunitas Kristen kecil yang taat di Gaza, akhirnya memiliki jawabannya – Gereja Ortodoks Yunani St. Porphyrius di Kota Gaza.

Souri mengatakan Majd sudah tenang ketika mereka tiba di gereja tempat puluhan keluarga Kristen berlindung.

Bersama-sama, mereka berdoa dan bernyanyi.
Pada 20 Oktober, pecahan peluru menghantam biara gereja, menewaskan 18 orang.

Di antara korban tewas adalah Majd dan saudara-saudaranya, Julie yang berusia 9 tahun dan Soheil yang berusia 15 tahun.

Israel mengatakan pihaknya menargetkan pusat komando Hamas di dekatnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved