Berita Internasional

Derai Air Mata Tumpah di Gaza, Tercatat Lebih 3.600 Anak Palestina Tewas

Perang Israel dan Hamas Palestina menyisakan duka mendalam di Gaza, air mata selalu tumpah karena banyak anak Palestina tewas

Editor: Irfani Rahman
AP
Pria Palestina menangis sambil menggendong seorang anak tewas yang ditemukan di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp pengungsi Nusseirat, Gaza tengah. Hanya dalam 25 hari perang, lebih dari 3.600 anak Palestina terbunuh. 

Israel juga menuding, lebih dari 500 roket militan gagal ditembakkan dan mendarat di Gaza, menewaskan sejumlah warga Palestina yang tidak diketahui jumlahnya.

Lebih banyak anak-anak yang terbunuh hanya dalam waktu tiga minggu di Gaza dibandingkan jumlah total konflik di seluruh dunia dalam tiga tahun terakhir, menurut badan amal global Save the Children. 

Contohnya, kata lembaga tersebut, 2.985 anak-anak terbunuh di dua lusin zona perang sepanjang tahun lalu.

“Gaza telah menjadi kuburan bagi ribuan anak,” kata James Elder, juru bicara UNICEF, badan anak-anak PBB.

Menjadi Orangtua Adalah Kutukan di Gaza

Gambar dan rekaman anak-anak yang terguncang saat ditarik dari reruntuhan di Gaza atau menggeliat, mengerang kesakitan di brankar rumah sakit yang kotor telah menjadi hal biasa dan memicu protes di seluruh dunia. 

Pemandangan dari serangan udara baru-baru ini termasuk seorang penyelamat yang menggendong balita yang lemas dengan tutu putih yang berlumuran darah, seorang ayah berkacamata yang menjerit sambil mendekap anaknya yang meninggal erat-erat di dadanya.

Pemandangan memilukan lainnya menunjukkan seorang anak laki-laki yang kebingungan berlumuran darah dan debu yang terhuyung-huyung sendirian melewati reruntuhan.

Seorang pria Palestina yang terluka dan seorang anak tiba di rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza setelah serangan Israel pada 29 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. (Dawood NEMER / AFP)

“Menjadi orang tua di Gaza adalah sebuah kutukan,” kata Ahmed Modawikh, seorang tukang kayu berusia 40 tahun dari Kota Gaza yang hidupnya hancur oleh kematian putrinya yang berusia 8 tahun selama lima hari pertempuran di bulan Mei.

Anak-anak Israel juga telah terbunuh. Selama serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang memicu perang, orang-orang bersenjata membunuh lebih dari 1.400 orang.

Di antara mereka adalah bayi dan anak-anak kecil lainnya, kata pejabat Israel, meski mereka belum memberikan angka pastinya.

Sekitar 30 anak-anak juga termasuk di antara sekitar 240 sandera yang disandera Hamas.

Ketika pesawat tempur Israel menggempur Gaza, anak-anak Palestina berkumpul dengan keluarga besar di apartemen atau tempat penampungan yang dikelola PBB. 

Meskipun Israel telah mendesak warga Palestina untuk meninggalkan Gaza utara menuju jalur selatan, tidak ada satupun wilayah di wilayah tersebut yang terbukti aman dari serangan udaranya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved