Berita Tapin

Tingkatkan Industri Kerajinan Tangan, Sekda Tapin Rencanakan 2024 ASN Gunakan Kupiah Jangang

Sekda Tapin, H Sufiansyah merencanakan setiap ASN laki-laki di lingkungan Pemkab Tapin untuk mengenakan peci berbahan dasar anyaman jangang

Penulis: Muhammad Tabri | Editor: Hari Widodo
Muhammad Tabri untuk BPost
Pengrajin kupiah jangang di Desa Beringin A, Kecamatan CLS, menganyam di emperan musala sambil menunggu anak sekolah, Rabu (15/2/2023). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, RANTAU - Eksistensi Kupiah Jangang sebagai produk kerajinan tangan asal Kabupaten Tapin nampaknya bakal lebih tenar di 2024.

Pasalnya, di tahun mendatang, Sekda Tapin, H Sufiansyah merencanakan setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) laki-laki di lingkungan Pemkab Tapin untuk mengenakan peci berbahan dasar anyaman Jangang ini setiap hari Jumat. 

"Jadi selain untuk lebih mempopulerkan produk unggulan kita, ini juga akan berdampak baik pada industri kerajinan tangan di masyarakat kita," terangnya belum lama tadi. 

Sekda pun mengatakan, rencana ini bukan karena latah dengan daerah lain, untuk ikut-ikutan menerapkan hal yang serupa dengan produk yang berbeda. 

Baca juga: Isi Waktu Luang, Ibu-Ibu di Margasari Tapin Anyam Kopiah Jangang Sambil Tunggu Anak Sekolah

Baca juga: Peserta MTQ Nasional XXIX Kalsel Expo, Tapin Tampilkan Cabai Hiyung dan Kupiah Jangang

Namun lebih kepada upaya peningkatan produksi yang akan berdampak positif kepala para pengrajin. 

"Ini yang akan kita dorong, sehingga pengrajin semangat karena daya beli akan lebih tinggi," ungkap Sekda. 

Terlebih lagi produk Kupiah Jangang memiliki kekhasan tersendiri, seperti bahan, nilai seni, dan ketahanan yang lama. 

Harganya terbilang variatif, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah dan tidak jarang jadi oleh-oleh yang menarik untuk tamu di luar daerah. 

Terkait penerapannya, Sekda masih belum memastikan apakan melalui Perbup atau ederan, namun yang jelas direncanakan terlaksana pada 2024 ini. 

Sementara itu, Rabi, satu dari ratusan pengrajin di kawasan Margasari mengaku senang jika upaya pemerintah untuk mewajibkan ASN mengenakan Kupiah Jangang. 

Baca juga: Kopiah Jangang Paling Diminati, Para Pengrajin Akui Bahan Mentah Mulai Langkah

Menurutnya, ini tentu kabar baik. Para pengrajin tidak hanya terpaku menjual hasil kreativitasnya ke pengepul atau pemesan yang tidak menentu datangnya. 

"Semoga saja benar-benar diberlakukan, sehingga kami para pengrajin juga lebih merasakan adanya peningkatan penghasilan," tutur warga Desa Margasari Hilir ini. 

Dikatakan Rabi, mengerjakan kerajinan peci Jangang di desanya banyak digeluti kaum ibu-ibu sebagai pekerjaan sampingan, selepas bertani atau ke kebun. (Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Tabri) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved