Seminar Nasional KAHMI Tala Gaungkan Pemilu Berintegritas, Politik Uang Dikritisi dan Ditolak Keras

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Pemilihan umum (pemilu) serentak 2024 kian dekat dan bahkan saat ini telah memasuki tahapan paling krusial yakni masa kampanye.

Seruan mengawal pesta demokrasi secara jujur adil dan terhindar dari politik uang uang kian menggema di berbagai daerah di negeri ini.

Termasuk di Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel). Kali ini, Sabtu (9/12/2023), giliran Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Tala yang menggaungkan pemilu yang baik dan terhindar dari praktik politik uang..

Mereka menggelar Seminar Nasional bertema Optimalisasi Tanggung Jawab dan Peran Cendekiawan Muslim dalam Menyongsong Pemilu 2024 yang Bermartabat dan Berintegritas bertempat di gedung paripurna DPRD Tala di kawasan Jalan A Syairani, Pelaihari.

Baca juga: Prada Alfandi Galih Pratama Jalani Debut Perdana di Dunia MMA Vietnam, Cek Link Streamingnya

Baca juga: BREAKING NEWS: Kebakaran di Cempaka Putih Gang Limau, Diduga Satu Bangunan Hangus Terbakar

Narasumber yang dihadirkan yakni Prof Dr Muhammad SIP MSi (mantan ketua Bawaslu RI), Prof Dr Ahmadi Hasan SH MHum (koord MD KAHMI Kalsel), Dr Iwan Riswandie SH MH (dosen pascasarjana Uniska)
Moderator Dr H Sihabuddin Chalid MMPd. Ketua KAHMI Tala Yudi Rizal yang juga anggota DPRD Tala turut duduk di kursi depan mendampingi para narasumber.

Ketua Panitia Pelaksana Seminar Marzuki memaparkan peserta dari berbagai elemen. Pihaknya mengundang kalangan partai politik, KNPI, organisasi masyarakat/pemuda, mahasiswa, dan lainnya. Juga ada anggota dewan yang turut hadir mengikuti seminar itu hingga tuntas.

Ia menuturkan tujuan seminar tersebut untuk memberi peran para cendekiawan muslim untuk turut menyongsong dan mewarnai pemilu 2024. Caranya yakni melalui literasi atau edukasi kepada masyarakat (pemilih) agar benar-benar bijak menggunakan suara.

Tidak terpengaruh bujuk rayu atau iming-iming materi yang ditawarkan oleh kontestan pemilu, baik langsung maupun oleh tim sukses. Pasalnya, ketidakbijakan menggunakan suara dapat berdampak luar biasa terhadap kualitas pemimpin atau pun wakil rakyat yang terpilih.

"Di situlah peran cendekiawan muslim untuk memberi pencerahan kepada masyarakat. Dengan begitu pemilih muslim dapat menjaga nilai-nilai kejujuran dan keharmonisan dalam menyongsong dan memberikan suara pada hari H pemilu nanti," sebut Marzuki.

Baca juga: Diduga Pesta Sabu, Empat Pria di Kotabaru Diamankan Polisi dari Mess Perusahaan di Desa Magalau

Pada forum itu, narasumber juga mengupas tentang politik uang dan biaya politik. Ini merupakan dua hal yang berbeda sehingga masyarakat mesti memahaminya.

Dalam melakukan kampanye, kontestan pemilu pasti mengeluarkan biaya (cost). Contohnya biaya konsumsi (makanan/minuman) dan transportasi untuk masyarakat dari rumah menuju lokasi acara kampanye.

Hal demikian bukan politik uang. Pasalnya warga yang menghadiri kampanye tentu kehilangan penghasilan karena off (libur) tidak bekerja. Karena itu, masih menjadi kewajaran ketika kontestan pemilu memberi uang pengganti penghasilan sehari masyarakat yang mengikuti kampanye.

Sedangkan politik uang merupakan upaya memberikan sesuatu (uang atau barang) kepada pemilih untuk memilih calon tertentu. Biasanya, calon atau tim sukses bergerak mendekati hari H pemilu yang biasa disebut serangan fajar dan sebutan lainnya. Biasanya tim sukses calon bergerak masif menemui warga dan memberikan sejumlah uang.

Marzuki mengatakan kesimpulan seminar telah dicatat. Selanjutnya akan diserahkan kepada para pihak terkait seperti KPU, Bawaslu, aparat kepolisian dan lainnya yang berkaitan dengan kepemiluan. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk bersama-sama mengawal dan mewujudkan pemilu serentak 14 Februari 2024 nanti berintegritas dan bermartabat.

Sekretaris Daerah Tala H Dahnial Kifli mewakili penjabat bupati saat membuka seminar nasional itu menyampaikan apresiasi pada MD KAHMI Tala yang turut peduli terhadap pemilu serentak 2024 melalui penggelaran seminar nasional tersebut.

(banjarmasinpost.co.id/idda royani)