Kabar Kaltim

Kondisi Terakhir Rumah Warga yang Kena Longsoran Proyek Perumahan Premiere Hills Samarinda Kaltim

Kondisi terakhir rumah warga yang kena longsoran proyek Perumahan Premiere Hills Samarinda Kaltim terungkap.

|
Editor: Edi Nugroho
(TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)
Kondisi longsor di salah satu titik tepatnya di RT 20 Kelurahan Karang Anyar Pantai Kota Tarakan. 

"Mau gak mau kita ngungsi. Ada satu rumah bahkan hancur tak bisa dipakai lagi," tutur Aleng.

Menurut Aleng, beberapa bulan lalu terdapat beberapa kawasan permukiman terkena imbas banjir lumpur yang diduga berasal dari proyek perumahan tersebut.

Tanggul proyek tersebut tak mampu menahan rembesan air, sehingga para warga juga sempat meminta pihak perusahaan untuk memperbesar parit.

"Kita kemarin minta paret diperbesar, karena masa air campur lumpur turun. Dulu sampai ke beberapa blok juga banjir lumpurnya," tambahnya lagi.

Aleng mengaku belum ada upaya ganti rugi dari pihak perusahaan.

"Ganti rugi belum ada, bahkan saya belum pernah diundang untuk sosialisasi dan penandatanganan AMDAL, padahal saya dekat kawasan terdampak," katanya.

Makin Parah

Pada Sabtu (30/12), longsoran tanah makin mengkhawatirkan dan mengakibatkan rumah warga hancur total.

Pemkot Samarinda melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah mendirikan posko di lokasi sekaligus memantau tingkat pergerakan tanah di kawasan tersebut.

“Sejak jam 12.00 Wita tadi memang ada dorongan tanah merobohkan dinding pembatas, dan kemudian menimpa rumah Pak Aleng,” ungkap Kepala BPBD Samarinda Suwarso, Sabtu (30/2) di lokasi kejadian.

Dirinya menjelaskan, kerusakan tersebut telah mencapai 90 persen.

“Bahkan di bagian teras tadi itu keramiknya sudah pecah semua. Sudah hancur dan tidak bisa dihuni lagi,” imbuh Suwarso.

Baca juga: Diduga Ngantuk, Pengemudi Mobil di Tanahlaut Tabrak Beton Penghubung Halaman Rumah Warga

Menurut pemantauannya di lapangan, masih terus pergerakan tanah dan penurunan tanah juga semakin banyak.

“Walaupun pihak perusahaan sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi beban tanah, di situ juga ditemukan adanya titik jenuh air sehingga gundukan tanah mudah bergerak,” katanya.

Suwarso menjelaskan bahwa pergerakan tanah di kawasan proyek pembangunan tersebut masih terus terjadi.

Sumber: Tribun kaltara
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved