Ramadhan 2024

Ramadhan 1445 Segera Tiba, ini Cara Membayar atau Qadha Utang Puasa Ramadhan yang Menahun, Wajib!

Ini tata cara membayar utang atau qadha puasa Ramadhan, awal Puasa 1 Ramadhan 1445 Hijriah diprakirakan akan jatuh sekitar tanggal 12 Maret 2024

Penulis: Mariana | Editor: Rahmadhani
Capture kanal youtube Pecinta Ulama
Ustadz Adi Hidayat jelaskan mengenai cara dan niat qadha puasa Ramadhan. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Awal Puasa 1 Ramadhan 1445 Hijriah diprakirakan akan jatuh sekitar tanggal 12 Maret 2024.

Masih sekitar dua bulan lagi, masih ada waktu bagi umat muslim yang memiliki utang puasa Ramadhan untuk membayarnya.

Ustadz Adi Hidayat yang akrab disapa UAH menjelaskan soal cara membayar utang puasa Ramadhan atau Qadha Puasa Ramadhan.

Memang, tidak semua orang bisa mengerjakan puasa secara penuh di Bulan Ramadhan.

Adakalanya sejumlah hambatan dijumpai baik bagi laki-laki maupun perempuan. Misalnya sedang haid, hamil, dan menyusui bagi perempuan.

Tak sedikit pula yang sudah lupa jumlah utang puasa, karena tidak diganti selama bertahun-tahun.

Bagaimana cara membayar utang puasa menahun tersebut?

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan ulama sepakat setiap puasa yang tertinggal atau tidak dikerjakan hukumnya wajib diqadha atau diganti di hari-hari lain selain bulan Ramadhan.

Baca juga: Bolehkah Menggabung Puasa Rajab dengan Utang Puasa Ramadhan? Ustadz Adi Hidayat Ingatkan Hadis Palsu

Baca juga: Jadwal Awal Puasa 1 Ramadhan 1445 H di Bulan Maret 2024, Cek Daftar Libur Cuti Bersama Idul Fitri

Hal ini sebagaimana tertuang dalam Surah Al-Baqarah ayat 184-185.

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Fa mang kana mingkum maridhan au ‘ala safarin fa ‘iddatum min ayyamin ukhar, wa ‘alallazina yuthiiquunahu fidyatun tha’amu miskin, fa man tathawwa’a khairan fa huwa khairul lah, wa an tashuumuu khairul lakum ing kuntum ta’lamuun

Artinya: Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

"Persoalan disini adalah utang puasa yang menahun, bertemu lagi dengan Raamdhan dan belum sempat mengganti. Maka ada dua pendapat ulama, mayoritas ulama menyebut selain mengqadhab puasa juga membayar fidyah memberi makan orang miskin," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Ukhti HTA.

Ia menambahkan, pandangan tersebut adalah dari Mazhab Maliki, Syafii, dan Hambali yang mana orang yang memiliki utang puasa juga dihukumi dengan membayar fidyah mengacu pada qiyas orang yang tidak mampu menunaikan puasa harus memberi makan fakir miskin.

Sedangkan pandangan Mazhab Hanafi, Qadha puasa dan fidyah adalah pilihan dan tidak menggabungkan keduanya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved