Ketinggian Air di Ruang Kelas Meningkat, Siswa SDN Banua Hanyar 2 Dasel HSS Rasakan Kaki Gatal

BANJARMASINPOST.CO.ID, KANDANGAN- Banjir di Desa Banua Hanyar, Kecamatan Daha Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan masih merendam SDN Banua Hanyar 2.

Bahkan, Senin (22/1/2024) ketinggian air dilaporkan meningkat sekitar 10 sentimeter masuk ke ruang kelas sehingga menjadi 20 sentimeter.

“Tadi kami bersama siswa mengukur ketinggian air dalam kelas menggunakan penggaris, ketinggian air dalam kelas 4,5 dan 6,”kata Abdurrahman, guru di sekolah tersebut kepada banjarmasinpost.co.id.

Dijelaskan, ketinggian air diperkirakan bisa meningkat lagi, jika turun hujan. Mesi demikian pihak sekolah tidak meliburkan siswa atas permintaan siswa sendiri yang ingin tetap belajar normal.

Baca juga: Daftar Kecelakaan Terjadi di Tol Balikpapan-Samarinda 2023, Kelalaian Pengemudi Seperti Mengantuk

Baca juga: Duel Berdarah di Pasar Agro Bisnis Barabai, Kapolres HST: Berawal dari Cekcok Mulut

“Secara kesepakatan dengan orangtua siswa tentang pilihan belajar daring atau belajar normal memang belum ada. Kami akan koordinasikan. Tapi seperti tahun-tahun sebelumnya, para orangtua lebih senang anak mereka belajar di sekolah ketimbang di rumah. Anak-anak sendiri tetap semangat ke sekolah seperti biasa,”kata Abdurrahman.

Ruang kelas sendiri, jelas Abdurrahman masih bisa dipakai untuk belajar sekalipun lantainya tergenang air.

“Kecuali kedalaman airnya sudah tidak aman, mungkin perlu dipertimbangkan,”katanya.

Diakui, akibat sering terkena air, sebagian siswa kini mengaku merasakan kaki mereka gatal-gatal. Ada pula yang mengaku demam. Kondisi itu juga dialami para guru yang merasakan telapak kaki gatal-gatal.

“Termasuk saya sendiri sedang merasakan deman dan kami gatal-gatal,”katanya. Diapun mengatakan sudah koordinasi dengan puskesmas setempat untuk bantuan obat-obatan.

Diberitakan sebelumnya, SDN Banua HANyar 2 di Desa Banua HAnyar Kecamatan Daha Selatan lebih dari 10 hari terendam banjir.

Sekolah terletak di perairan rawa terendam seluruh bangunan, selain ruang kelas juga ruang guru dan toilet.

Namun, pihak sekolah memutuskan tetap belajar normal, karena tak bisa diprediksi sampai kapan air surut.

Namun dijelaskan sekolah tersebut kebanjiran setiap tahun dengan durasi sampai satu bulan. UNtuk kegiatan pramuka dan Jumat Takwa, para siswa diajak belajar lesehan di atas jembatan yang biasa dipakai petani untuk akses ke sawah. (banjarmasinpost.co.id/Hanani)