Selebrita
Harta Ustadz Solmed dari Bisnis Rokok, Ini Hukum Rokok Menurut UAS, Gus Baha dan Khalid Basalamah
Kekayaan ustadz Solmed jadi sorotan setelah April Jasmine pamer rumah mewah. Ini hukum rokok kata Ustadz Abdul Somad, Gus Baha dan Khalid Basalamah.
Syeikh tersebut pun menjelaskan lebih dalam lagi mengenai hal tersebut.
Kalau kamu pulang ke rumah habis ngajar, kamu temukan istri dan anak kamu lagi pegang rokok.
Kamu biarin atau kamu larang? tanya Syeikh tersebut.
Kemudian si guru tadi menjawab akan saya larang.
Kenapa kau larang? tanya Syeikh lagi.
Si guru pun mengatakan karena itu tidak baik.
Nah, itu masuk ke dalam jawaban kamu sendiri timpal Syeikh.
"Jadi lebih baik ditinggalkan, jadi jangan berdalih kalau salah dan tetep dilakukan akui kesalahan," ungkap Ustaz Khalid Basalamah.
"Ini nggak, sudah salah membela, jadi terus-menerus," tambahnya.
Bahkan ditambahkan oleh Ustaz Khalid Basalamah jika terkadang ada orang yang mempertahankan kesalahannya.
Ia pula memberikan nasehat terhadap perokok yakni jangan mempertahankan perbuatan yang dilakukan.
"Coba cerna nasehat itu dan pikirkan baik-baik, kemudian baru diambil keputusan," ungkapnya.
Ia juga menambahkan jika semua pemerintahan di seluruh dunia, semua dokter dan semua ulama tidak terkecuali yang berpegang pada Alquran dan sunnah pasti melarang.
"Makanya semua pemerintah suruh tulis, kalaupun ada pabrik rokok tulis rokok itu menyebabkan impoten segala macem, sakit, apalah," tambahnya.
Ustaz Khalid Basalamah juga menerangkan jika tulisan peringatan pada rokok itu bukanlah main-main melainkan dari hasil penelitian.
"Sekali lagi yang sedang merokok, pikirkan baik-baik dan renungkan, baru diambil keputusan," tukasnya.
Kata Gus Baha
Ceramah dan kajian soal Islam yang disampaikan oleh Gus Baha' sekarang semakin banyak digandrungi banyak orang, Penulis sendiri sering mengikuti pengajian beliau, baik secara langsung maupun melalui live streaming maupun Youtube.
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dikenal dengan Gus Baha' yang lahir di Sarang 15 Maret 1970 , Rembang, Jawa Tengah ini adalah salah satu ulama Nahdlatul Ulama (NU) yang pengajiannya sering viral dan menjadi trending di Youtube .
Gus Baha’ memang salah seorang kiai yang nyentrik dan punya ciri khas dalam menyampaikan ajaran-ajaran agama. Kejernihan dan kedalamannya dalam memahami agama menjadikan Gus Baha’ mampu menyederhanakan persoalan agama yang rumit dengan logika-logika sederhana, yang tentu saja mudah dipahami masyarakat tanpa mengurangi inti ajaran agama tersebut.
Gus Baha punya kalimat khas dna mudha dipahami orang awam. Kiai satu ini sering kali menggoncang cara berpikir mainstrem masyarakat dalam memahami agama. Setiap kali membahas persoalan agama, utamanya hukum-hukum dalam peribadatan dan muamalat, tidak hanya menyodorkan barang jadi tapi juga proses dan logika terjadinya sebuah hukum.
Hal ini lantaran Gus Baha' mempunyai keilmuan yang komplit, mulai dari ilmu Alquran, Hadis, nahwu, shorf, balaghoh, mantiq dan khazanah bacaan kitab kuning yang amat luas.
Ibarat pertanian, Gus Baha’ mengajarkan jama’ah untuk memahami bagaimana cara menanam padi hingga memasakknya menjadi nasi yang siap santap.
Gus Baha selalu bisa menyesuaikan diri dengan forum dan orang-orang yang sedang dihadapi. Seperti saat pengajian Kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi, Gus Baha’ bercerita saat ditanya Kiai Kampung perihal hukum rokok.
"Kata orang yang mengharamkan rokok, kalau mengganggap rokok itu air kencingnya setan, kencingnya kapan saja tidak tahu. Makanya kata yang menghahalalkan rokok, ada ada saja itu hadist maudhu'. Ada setan kok kencing segala," kata Gus baha disambut tawa para jamaah yang mengaji.
Menurut Gus Baha' para kiai-kiai itu sudah pada dirteporkan dengan hukum rokok.
"Karena dua kelompok besar. Yang meghalalkan juga kelompok kiai-kiai besar (top) Mbah Mahruz Ali itu juga merokok, orang orang alim top juga banyak yang merokok. Orang alim-alim top, wali papan atas yang tidak senang rokok juga banyak,. Kamu pilih yang mana?," papar Gus Baha'.
"Saya masih ingat dulu, ada wali terkenal selalu merokok, alhasil kiai wali yang tidak merokok meledeknya. Bilang selalu ingat Tuhan kok mengasapi Tuhan. Kalau orang ingat Tuhan kan yakin Tuhan diistilahkan di depanya. Saya tidak bilang di depannya,diistilahkan di depannya. Seperti orang yang shalat meludah di depan, Sabda Nabi bagaimana? Karena Allah itu di depan ketika orang sholat sekarang kamu asapi," ujarnya.
Singkat cerita wali yang suka merokok itu mendengar perkataan wali yang tidak suka merokok itu.
"Dengar jawababnya enak, Allah itu tidak punya tempat. Jjadi tidak terkena asap rokok saya," haa..haaa kelakar Gus Baha'.
"Wali kok bantah-bantahan. Kamu pilih mana? Yang jelas itu rokok pun bisa dipuji dalam konteks yang bisa dipuji. Itu tadi ada orang merokok terus. Deritahu kamu kalau meorkok terus mati. Karena rokok itu membunuhmu. Tapi orang ini rokok sudah mendaging, keliatannya. Saya kalau tidak merokok justru mati karena sudah mendarah daging. Sampai sakit sudah diinfus setelah istrinya keluar nyuruh santrinya menyalakan rokok. Nah, kalau yang jenis ini kan gimana? jelasnya Gus Baha'.
“Kenangan terbaik saya di dunia itu, ketika pernah didatangi kiai tua yang (mungkin) sudah mau meninggal, ketika waktu MUI mengaramkan rokok, dia bertanya (hukum merokok) kepada Saya,” tutur Gus Baha’.
Sudah menjadi hal lumrah di pedesaan, setiap ada pengumuman suatu hukum, orang-orang desa tidak lantas mematuhinya. Mereka akan “ngajikke” (mengulas/menanyakan) terlebih dahulu kepada guru-guru mereka di desa. Bila gutu/kiainya memberikan jawaban, maka akan ditaati.
“Gus, MUI itu kan mengharamkan rokok, sekali jenengan(Gus baha') mengatakan itu haram, saya tidak akan merokok Gus, tapi saya mau bercerita terlebih dahulu, saya itu kiai, sudah tua, ndeso lagi. Hiburan saya setelah salat Isya itu ngobrol dan merokok dengan teman-teman mondok dulu di pojok musala, Gus. Kemudian mencocokkan nasib ketika pas mondok dahulu. Karena di pagi hari takut istri, pekerjaan saya ya yang sebisa yang lakukan di siang hari. Hiburan saya ya hanya seperti tadi itu Gus,” ujar kiai kampung tadi.
Kebiasaan njagong (nongkrong) sambil ngobrol santai di teras masjid atau langgar memang menjadi semacam cara komunikasi masyarakat dengan tetangga. Nongkrong menjadi alat penting masyarakat desa untuk sekadar bertukar pikiran, baik dari urusan tani hingga hal-hal yang menyentuh dasar-dasar kehidupan.
“Kalau itu diharamkan Gus, saya tidak bakalan punya hiburan, harta dunia tidak punya (banyak), satu-satunya (hiburan) ya hanya itu Gus. Saya itu kiai (kampung) Gus, mau menonton dangdut ya tidak pantas” tiru Gas Baha kepada kyai kampung tadi yang disambut gelak tawa jemaah.
“Sudah Mbah, untuk jenengan (kiai ndeso) halal,” jawab Gus Baha waktu itu yang diceritakan di depan jemaah dengan tertawa.
Menurut Gus Baha tipe kiai ndeso tadi jangan sampai diberikan fatwa haram merokok, karena hukum merokok sendiri memang masih menjadi ikhtilaf atau perbedaan diantara para ulama.
"Untuk kondisi kiai kampung tadi, Gus Baha memilih untuk memperbolehkan merokok, ya memang daripada mbah tadi mencari hiburan menonton dangdut yang jelas-jelas terdapat unsur mudaratnya tentu mending meroko," kata Gus Baha'.
Soal ikhtilaf hukum rokok, imbuh Gus Baha’, bahws antar kelompok yang beradu argumen. Ada salah satu ulama yang mengharamkan rokok dengan dalil tembakau terbuat dari kencing iblis. Sementara ulama lain menyangkal, bahwa hadis yang dinukil ulama tersebut maudlu’.
"Kata orang yangmengharamkan rokok, kalu mengganggap rokok air kencingnya setan, kencingnya kapan saja tidak tahu. Makanya kata yang menghahalalkan rokok, ada ada saja itu hadist maudhu'. Ada setan kok kencing segala," kata Gus baha'Disambut tawa para jamaah yang mengaji.
Menurut Gus baha' para kiai-kiai itu sudha repot. karena dua kelompok besar. Yang mebghalalkan juga kelomk kiai-kiai besar (top) Mbah Mahruz Ali itu juga merokok, orang orang alim top juga banyak yang merokok.
Orang alim-alim top , wali papan atas yang tidak senang rokok juga banyak, kamu pilih yang mana?
Persoalan ini juga pernah dibahas oleh Fatwa al-Lujnah al-Daimah lil Buhuth al-ilmiyyah wa al-Ifta (Lembaga Fatwa Arab Saudi) yang menegaskan bahwa hadis soal tembakau dari kencing iblis adalah hadis maudlu alias palsu, bahkan tidak ada asal usulnya, satu pembohongan yang haram atas nama Nabi Muahammad SAW. Haram juga menyebarkan tanpa menjelaskan kedudukan hadis tersebut.
Ustadz Abdul Somad: Menzalimi Diri Sendiri
Apakah merokok menzalimi diri sendiri? Berikut penjelasan Ustadz Abdul Somad.
Perkara rokok, memang banyak pendapat, ada yang memperbolehkan merokok, ada juga yang mengatakan mubah, bahkan haram.
Ustadz Abdul Somad juga memberikan pandangannya terkait rokok saat menjawan pertanyaan seorang jamaah.
Jamaah bertanya pada UAS, mengenai apakah merokok menzalimi diri sendiri?
Mendapat pertanyaan demikian, UAS memberikan jawaban, bahwa ada dua perkara yang diperoleh perokok.
Berikut ini penjelasan UAS seperti tertera dalam video yang diunggah pada kanal YouTube Ustadz Abdul Somad Official.
"Meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya, yang kedua, kedua kena pasal, yang pertama meletakkan bukan pada tempatnya.
Seharusnya duit itu bisa dipakai untuk beli beras fakir miskin, 25 ribu bisa kau berikan santunan.
Yang kedua telah melanggar batasan-batasan, karena perokok pasif itu lebih banyak mendapatkan mudharat, jadi dia termasuk orang dzalim," demikian penjelasan UAS.
Penjelasan tersebut diunggah pada Minggu (24/1/2021).
(Banjarmasinpost.co.id)
Tindakan Ibu Azizah Salsha Usai Anak Jadi Janda Dicerai Pratama Arhan, Istri Andre Rosiade Disorot |
![]() |
---|
Senasib Reza Gladys, Bos Skincare Ini Bersaksi Dipalak Nikita Mirzani Rp15 M, Diancam Review Buruk |
![]() |
---|
Jawab Isu Rambutnya Rontok, Vidi Aldiano Ungkap Kondisi Asli Terkait Kesehatannya |
![]() |
---|
Kehidupan Pratama Arhan Usai Cerai dari Azizah Salsha, Kondisi Keuangan Terspill Imbas di Thailand |
![]() |
---|
Tinggalkan Sarwendah dan Anak-anaknya di Indonesia, Ruben Onsu Akhirnya Bahagia Bisa Umrah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.