Kabar Kalteng
Pemicu Seorang Bayi Usia 16 Hari Meninggal Pasca Operasi di RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya
Bayi berusia 16 hari bernama Abraham Benjamin sempat mendapat perawatan kemudian meninggal dunia pasca dilakukan operasi di RSUD Doris Sylvanus
BANJARMASINPOST.CO.ID - Pemicu bayi berusia 16 hari bernama Abraham Benjamin yang sempat mendapat perawatan kemudian meninggal dunia pasca dilakukan operasi di RSUD Doris Sylvanus, Jumat (2/2/2024) terungkap.
Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Doris Sylvanus, Devi Novianti Santoso dan Kepala Bidang Hukum dan Humas, Hairil Anwar.
“Kami selalu mengedepankan SOP yang berlaku dan juga dilakukan secara semaksimal mungkin, dan membantah adanya dugaan diagnosa asal-asalan yang diberikan kepada pasien tersebut,” terang Wadir RSUD Doris Sylvanus Palangkaraya.
Ia membenarkan bahwa seminggu yang lalu pihaknya menerima pasien rujukan dari RS Swasta di Kota Palangkaraya.
Baca juga: Mantan Anggota KPU Kalsel Sebut Aksi di Sejumlah Kampus di Tanah Air Pengaruhi Kepercayaan Publik
Baca juga: Satlantas Polres Batola Cegat Pria Asal Belawang Bawa Sabu, Melintas di Jalan Trans Kalimantan
Hal tersebut dikarenakan rumah sakit sebelumnya tidak mampu melakukan observasi serta tindakan medis lebih lanjut.
Dr Devi mengatakan pasien dirawat pada 11 Januari 2024 lalu, pihaknya pun mencoba mendalami terhadap penyakit yang diidap pasien tersebut selama 3 hari.
Pihak RSUD Doris Sylavnus pun mencoba memberikan pelayanan terbaik dan mengusahakan semaksimal mungkin agar pasien dapat sembuh.
“Kami menyarankan untuk dilakukan operasi terhadap pasien setelah mendapatkan persetujuan dari kedua orang tua, dengan menyertakan surat perjanjian yanh ditandatangani oleh orang tua pasien untuk melakukan tindakan operasi,” ungkapnya.
Dirinya menjelaskan surat perjanjian dan surat persetujuan tersebut berisikan informasi penyakit yang di alami oleh pasien, serta tindakan apa saja yang akan dilakukan dalam diagnosa tahap awal.
Dr Devi pun menampik tudingan yang diberikan oleh oramg tua korban terkait diagnosa sebelum operasi dan sesudah operasi berbeda.
“Hal tersebut bisa berbeda dikarenakan sudah ada tindakan penelitian mendalam pasca operasi. Setelah diagnosa awal, pasca operasi muncul diagnosa lanjutan pembanding, terkait penyakit yang diderita oleh pasien,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa hal tersebut wajar karena tubuh manusia berbeda-beda setiap detik, menit, dan jam.
Pihak rumah sakit pun sangat menyayangkan terkait tindakan orang tua pasien yang melakukan tudingan dan menceritakan kepada media massa.
“Kita tentu sangat terbuka apa bila ada keluhan dari pihak keluarga korban. Kami sangat terbuka jika memang ada yang kurang berkenan di hati, kami akan menerima dan menjawab semaksimal munhkin memberikan penjelasan kepada pihak keluarga pasien,” ungkap Dr Devi.
Pihaknya pun tidak mengetahui terkait pelaporan orang tua pasien tersebut ke pihak Ditreskrimsus Polda Kalteng.
“Kami belum mengetahui hal tersebut, namun kami siap hadir dan menjelaskan, serta membawa barang bukti berupa surat perjanjian dan surat persetujuan tindakan operasi,” terangnya.
Bahkan pihak rumah sakit pun akan membawa bukti berupa surat rekam medis berisikan diagnosa penyakit yang diderita oleh pasien.
“Kami siap menjawab semua pertanyaan yang diberikan, karena kami sudah melakukan tindakan terbaik dan usaha semaksimal mungkin, serta standar prosedur yang diberlakukan apa bila ada pemanggilan,” ujarnya.
Dirinya pun berharap pihak keluarga untuk kembali berkoordinasi dengan pihak rumah sakit agar mengetahui secara rinci alasan kejadian ini terjadi.
"Karena keluarga korban sudah mengadukan hal tersebut kepada pihak kepolisian, kami berkomitmen akan bertanggung jawab dengan memberikan keterangan dan data dengan tujuan mengklarifikasi terkait kejadian ini. Namun, diharapkan antara pihak keluarga dan rumah sakit dapat dilakukan mediasi,” tutup Dr Devi Novianti Santoso. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunkalteng.com dengan judul Bayi Meninggal Pascaoperasi, Orang Tua Lapor Polisi, Ini Tanggapan Pihak RSUD Doris Sylvanus,
27 Siswa SD di Palangka Raya Keracunan, Dewan Soroti Burger untuk Menu MBG dengan Saus Kedaluarsa |
![]() |
---|
27 Murid SDN 3 Bukit Tunggal Palangka Raya Keracunan MBG, Saus Kedaluwarsa 5 Bulan |
![]() |
---|
Bertambah Dua Korban, Ini Kondisi 27 Siswa Palangka Raya Kalteng Pasca Keracunan Burger MBG |
![]() |
---|
Makan Burger, Ini Kronologi 27 Murid SD di Palangka Raya Kalteng Keracunan Usai Santap MBG |
![]() |
---|
Santap Sosis Diduga Keduluarsa, 27 Siswa SD di Palangka Raya Kalteng Keracunan MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.