Pesona Pedestrian Boejasin Pelaihari

Wisata Kalsel: Median Dihilangkan, Ruas Jalan Hadji Boejasin Tanahlaut Sekarang Terasa Lapang

Pembangunan pedestrian di kanan kiri Jalan Hadji Boejasin, Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel) menarik.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Edi Nugroho
(banjarmasinpost.co.id/idda royani)
Warga bersantai di Pedestrian Boejasin sembari menikmati kuliner. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, PELAIHARI - Pembangunan pedestrian di kanan kiri Jalan Hadji Boejasin, Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel), dibarengi penataan ruas jalan setempat.

Median jalan setempat dihilangkan sehingga badan jalan setempat menjadi lapang. Dulu juga tidak ada median, namun kemudian sekitar belasan tahun silam dibangun median dan dipasang lampu penerang jalan.

Keberadaan median itu justru mempersempit badan jalan setempat. Karena itulah kemudian median itu kembali dihilangkan, otomatis juga termasuk mencabut tiang-tiang PJU-nya.

Namun pada sisi utara atau di depan kantor Pengadilan Agama hingga bundaran simpang Kejaksaan, median masih dipertahankan. Bentang panjangnya sekitar 250 meter.

Baca juga: Wisata Kalsel : Pedestrian Boejasin Segera Dijadikan Kawasan Car Free Night dan Car Free Day

Baca juga: Pasar Murah di Seluruh Kecamatan se-Kabupaten Tapin Segera Digelar

Penyisaan pedestrian ini dimaksudkan untuk keamanan dan kelancaran lalu lintas. Pasalnya di sisi ujung pedestrian tersebut ada dua jalan ke lingkungan permukiman (Jalan Purnawirawan dan Jalan Hutan Kota) sehingga rawan jika median dihilangkan.

Pedestrian Boejasin tersebut dibangun dengan uang APBD Tala sekitar Rp 33,6 miliar. Anggaran ini meliputi pengaspalan badan jalan setempat.

Bentang panjang satu sisi pedestrian tersebut yakni 1,2 kilometer sehingga total kanan kiri 2,4 kilometer. Di kanan kirinya dilakukan penataan total saluran drainase dan di bagian atasnya dibangun pedestrian berlapis keramik.

"Benar-benar terasa lapang sekarang kalau lewat Jalan Hadji Boejasin. Leluasa banget dan berasa merasakan jalan kota yang sesungguhnya," ucap Wilona Puspita, warga Angsau, Kecamatan Pelaihari, Senin (26/2/2024).

Ia berpandangan penanda sebuah kota tak selalu identik dengan adanya jalan bermedian. Ketika penampang badan jalan tak begitu lebar, tak selayaknya dipaksakan dibikin median.

Dikatakannya, di sejumlah kota lain ketika lebar jalan tak seberapa maka penataannya pada pedestrian sehingga mampu memunculkan kesan mewah dan keindahan.

"Terbukti kan sekarang meski PJU-nya di kanan kiri bahu jalan, tapi Jalan Hadji Boejasin sekarang sangat berkelas dan indah. Itu karena dibangun pedestrian yang keren," tandasnya.

(banjarmasinpost.co.id/idda royani)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved