Kalsel Maju

Kasus DBD di HST Masih Tinggi, Dinkes Intruksikan Puskesmas Lakukan Penyuluhan

Saat ini kasus DBD di Hulu Sungai Tengah masih tinggi, ini dilakukan Dinkes HST berkenaan dengan pencegahan DBD

|
Editor: Irfani Rahman
Foto Nazir untuk Bpost
Foto Fogging - Salah satu mengatasi penyebaran nyamuk penyebab DBD 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Memasuki bulan Maret 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) berdasarkan catatan Dinas Kesehatan, masih cukup tinggi. Total hingga bulan ketiga mencapai 276 kasus.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) HST, dr Desfi Delfiana Fahmi melalui Kabid P2P, Alim kepada BPost, Rabu (25/3).

Alim mengatakan bahwa 276 kasus DBD ini merupakan akumulasi secara keseluruhan sejak 1 Januari hingga 25 Maret 2024. “Untuk sebaran per kecamatan, saat ini terbanyak di Kecamatan Barabai,” jelasnya.

Alim mengatakan terhadap kasus DBD ini, upaya dari Dinkes HST yakni melaksanakan penyuluhan, siaran keliling oleh seluruh Puskesmas Di HST, melakukan pengasapan (fogging), pembagian bubuk abate. “Kami tentu menyarankan bagi masyarakat Hulu Sungai Tengah agar melaksanakan gerakan Satu Rumah, Satu Jumantik ((G1R1J),” tambahnya.

Ia mengatakan selain saran kepada masyarakat, untuk aparat desa agar menggiatkan lagi budaya gotong royong karena dengan gotong royong otomatis rumah atau sarang nyamuk akan bersih.

Untuk diketahui, terkait pencegahan penyebaran kasus DBD, Bupati HST, H Aulia Oktafiandi bahkan sudah menyampaikan imbauan berdasarkan surat Nomor 443.42/860/KES 2023 tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sebagai antisipasi penularan DBD.

Tingginya kasus kematian DBD juga sempat terjadi di Kabupaten Banjar, khususnya di wilayah Martapura Timur.

Sebab dari data Januari ada satu yang meninggal dan Februari juga ada satu yang meninggal diduga karena DBD dan kesemuanya dari Martapura Timur.

Karena dianggap ancaman yang nyata maka, Kadinkes Banjar, Yasna Khairana meluncurkan program Gerakan Serentak (Gertak) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Camat Martapura Timur, Guslan, kemarin, membenarkan bahwa sempat kasus DBD mengancam wilayah Martapura Timur di periode Januari- februari. Bahkan dilaporkan ada satu yang meninggal usia 17 tahun. Dari Tambak Anyar Ulu.

“Anak itu tadinya ikut mendaki gunung. Kemudian kena DBD malam tahun baru. Kemudian karena daya tahan tubuh kurang jadi merambah ke kesehatan lainnya. Memang meninggalnya tidak murni DBD, melainkan ada penyakit penyerta. Tapi kasus itu, kami ambil pelajaran dan langkah,” jelas Camat Guslan.

Tidak lama kemudian, ada program Bupati Banjar melalui Dinkes Banjar menyerukan program Gerakan Serentak (Gertak) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) maka pihak Kecamatan Martapura juga menyerukan juga ke semua perangkat desa di Martapura Timur agar segera melaksanakan Gertak.

Tak hanya ke jajaran kecamatan, bahkan mereka memohon kepada para Pambakal agar menggerakkan aparat desa/ketua-ketua RT/tokoh masyarakat/tokoh pemuda dan semua elemen masyarakat agar turut berpatisipasi dalam melaksanakan Gerakan Serentak.

Karena gerakan itu, lanjut Guslan, pihaknya bersyukur kasus Demam Berdarah menurun. “Kami juga mengibau ke warga untuk gunakan kelbu jika mana yang tidak bisa pakai obat nyamuk. Pastikan genangan air bersih dan kotoran terimbun, “ jelasnya.

Kabid P2P Dinkes Banjar, Marzuki, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa memang usai program Gertak dilakukan ada tren penurunan. “Pada Januari total ada sebanyak 292, pada Februari total ada 143, dan Maret turun menjadi 33 (setelah program Gertak PSN),“ jelas Marzuki. (nan/lis)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved