Kabar Kaltim

Curah Hujan Tinggi, Warga Kelurahan Karang Balik Kota Tarakan Was-was Ada Longsor Susulan

Curah hujan tinggi, warga Kelurahan Karang Balik Kota Tarakan Kalimanta Timur merasa Was-was ada longsor usulan.

Editor: Edi Nugroho
TRIBUNKALTARA.COM/ANDI PAUSIAH
PENAMPAKAN DARI ATAS - Kondisi longsor dan penampakan dari atas lereng menunggu sentuhan pemerintah 

Sebenarnya cukup banyak bambu di area lereng menopang. Ada ratusan batang bambu tumbuh di atas lereng. Hanya saja, kondisinya air terus mengalir dari atas dan minim pepohonan besar.

Saat dia berusia 13 tahun pernah menjadi saksi bencana yang menimpa salah satu rumah. Ini adalah longsor kedua setelah cukup lama kejadian ini tak pernah terjadi. Yang tertimpa di area dapur diperkirakan terjadi 1995-an.

Abdul Rahman sendiri mengakui sudah tinggal di rumah itu sejak kelas 2 SD. Perkiraan sekitar usia 8 tahun. Artinya rumahnya sudah dibangun sang ayah sejak kurang lebih tahun 1990-an.

“Dulu ada rumah di bawah pernah tertimpa, dindingnya rebah. Kan sudah dua kali longsor, dulu tidak seberapa dan rumah tertimpa ujungnya. Tapi ini kami khawatirkan kalau curah hujan meningkat, sebulan habis rumah di sini,” ujar pria berusia 41 tahun ini.

Sehingga longsor terjadi kali ini adalah kedua dengan ketinggian sekitar 4 meter. Namun jika dihitung sampai ke bawah lereng sampai 20 meter. Sementara jarak longsor dari rumahnya hanya berjarak semester.

“Di bawah itu jurang kan. Ini tanahnya campur, ada tanah liat dan tanah gambut. Ini tanah asli sejak dulu,” ujarnya.

Baca juga: Perbaikan Jalan Longsor di Bontang Lestari Tak Selesai, Kontraktor Didenda Rp 15 Juta per Hari

Pantauan di lokasi memang terlihat kurang lebih ada sekitar 4-5 rumah dibangun. Dan satu rumah proses dibangun dan sudah ada pondasi serta rangka. Namun pemilik tidak kunjung melanjutkan setelah melihat kondisi di area belakang rawan longsor.

“Yang punya rumah gak berani untuk melanjutkan. Harapan kami sebagai warga, karena ada sekitar 6 rumah yang pasti terdampak ini mungkin ada kepedulian pemerintah, bagaimana bisa desiring. Karena kalau budget pribadi kami tidak sanggup,” ujarnya.

Adapun estimasi dibutuhkan Rp50 juta dana rembuk desa atau dana RT bisa dialokasikan. Dan tentunya membutuhkan material yang tak sedikit. Perkiraan siring bisa sampai 25 meter panjangnya.

“Rp50 juta itu bahasa tukang. Bisa kerja bakti. Kalau di bagian atas kami juga ada beberapa rumah retak di tengah, inilah salah satu dampaknya,” bebernya.

Penghuninya sendiri dari rumah yang berdiri dekat lereng longsor, masih ada kurang lebih tiga rumah dihuni pemiliknya. Sebagian ada yang pindah.

Baca juga: Longsor di Jalan Soekarno-Hatta Bontang, Perbaikannya 20 Hari Target 97 Persen

Ditanya apakah ia juga berencana pindah mengingat kondisi rumahnya hanya berjarak semeter hingga dua meter dari longsor kemarin, ia mengungkapkan cukup berat.

“Hanya bisa disiring. Kalau pindah, belum ada kepikiran. Was-was juga. Tapi kami dengan keyakinan mudahanlah tidak terjadi. Kan rumah ini sebagian batu dan panggung. InsyaAllah kalau batu aman. Yang dikhawatirkan yang bagian rumah panggung (kolong) karena dekat sekali,” ungkapnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved