Kabar Kaltim

Pasca Demo Penumpang Kapal ALP Tujuan Balikpapan Diberi Makanan Basi, Pihak Katering Dievaluasi

Pasca demo penumpang Kapal ALP Tujuan Balikpapan diberi makanan basi, pihak katering dievaluasi.

Editor: Edi Nugroho
TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Seorang penumpang Kapal ALP Atosim Lampung Pelayaran menunjukkan bukti makanan basi kepada petugas di Pelabuhan Semayang Balikpapan, Selasa (23/4/2024). Bukti ini menjadi dasar mereka menuntut kompensasi atas pelayanan yang buruk selama perjalanan. 

Sampel makanan itu dibawa saat mediasi.

Ketika dibuka, tercium aroma yang cenderung menusuk hidung.

Aromanya identik dengan kondisi makanan yang sudah basi.

Makanan yang dianggap tak layak konsumsi itu kemudian disodorkan oleh penumpang sebagai bukti kepada petugas yang berjaga.

Salah satu sopir bus, Aco, mengatakan bahwa dia dan para penumpang lain membantu memasak makanan untuk mengatasi kelaparan selama perjalanan.

Dia bersama 19 penumpang lain berinisiatif menjadi relawan untuk menyajikan makanan dengan memasak kembali untuk penumpang.

"Kami sebagai penumpang dan juga sebagai sopir bis, membantu mengatasi dengan memasak untuk penumpang selama 2 hari," ungkapnya.

Aco menunjukkan sampel makanan basi sebagai bukti kelalaian pihak katering.

Sampel yang dibawanya ini adalah salah satu bukti bahwa makanan yang disediakan pihak katering itu tidak layak makan lantaran
sudah berbau.

"Kami kan manusia, masa harus makan bangkai ayam. Jadi secara tidak langsung penerima makanan saat dibagikan itu spontan marah karena makanan katering yang sudah busuk," papar Aco.

Para penumpang juga mengeluhkan fasilitas kapal yang tidak layak, seperti kamar mandi yang kotor, bocor, dan air mampet.

"Fasilitas tidak layak. Seperti kamar mandi tidak pernah dibersihkan, air mampet, banyak genangan air. Dan juga bocor di kamar mandinya," kata Aco.

Para penumpang hanya menuntut dispensasi dan tidak meminta ganti rugi uang makan.

"Kami hanya menuntut kompensasinya saja. Tidak lebih dari itu. Bukan mengganti uang makan, karena kalau sopir seperti kami, tidurnya di lorong," jelas Aco.

Setelah sekian lama mediasi, antara penumpang dengan pihak pelayaran akhirnya mencapai kesepakatan kompensasi.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved