Kepala Bayi Putus Saat Persalinan

RSUD Ulin Banjarmasin Beberkan Kronologi Kepala Bayi Putus Saat Persalinan, Ini Alasan Tak Operasi

Ini penjelasan RSUD Ulin Banjarmasin mengenai proses kronologi kepala bayi putus saat persalinan yang dialami salah satu pasien

Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki
RDP Direksi RSUD Ulin Banjarmasin bersama Komisi IV DPRD Kalsel, Kamis (2/5/2024). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Direksi RSUD Ulin Banjarmasin menjelaskan kronologi peristiwa kepala bayi putus saat persalinan yang terjadi beberapa waktu lalu.

Penjelasan disampaikan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan, Kamis (2/5/2024).

Wakil Direktur Medik dan Keperawatan RSUD Ulin Banjarmasin, Yuddy Riswandhy Noora membeberkan, keadaan bayi sebelum meninggal sudah dalam kondisi lemah.

Kala itu, sang ibu berinisial MS (38) sebelumnya sempat mendatangi Rumah Sakit Sultan Suriansyah Banjarmasin.

“Pasien datang sendiri, tanpa pendampingan dari Rumah Sakit Sultan Suriansyah Banjarmasin,” kata Yuddy.

Tindakan medis semakin tak bisa maksimal. Sebab, tensi darah MS sedang tinggi. Yuddy menyebut, kondisi tersebut membuat MS tak bisa menjalani persalinan dengan tindakan operasi.

Yuddy menegaskan, persalinan sudah dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP). “Prinsifnya, kami di rumah sakit untuk menolong,” tegasnya.

Baca juga: Kronologi Kepala Bayi Putus Saat Persalinan di Banjarmasin, Suami Korban: Bayi Keluar Tanpa Kepala

Baca juga: Update Kasus Kepala Bayi Putus Saat Persalinan di Banjarmasin, Polisi Akan Minta Keterangan Ahli

Yuddy berandai, pasien datang dengan kondisi siap melahirkan dan langsung dilakukan tindakan, maka nyawa sang bayi bisa saja terselamatkan.

Yuddy juga tak mengetahui alasan MS dirujuk ke RSUD Ulin tanpa pendampingan pihak RS Sultan Suriansyah.

“Kabarnya kamar penuh dan tak sampai diperiksa. Kamipun akhirnya kena imbasnya,” tukasnya.

Dokter senior spesialis kandungan RSUD Ulin Banjarmasin, Samuel Tobing menambahkan pernyataan senada.

Ia bilang, kondisi pasien dalam keadaan darurat saat tiba di RSUD Ulin. Sehingga, perlu segera mendapat penanganan, karena sudah kontraksi.

“Tetapi ketika dilakukan pemeriksaan. Tensi sang ibu tinggi. Apalagi kaki almarhum anak sempat keluar, hingga tidak bisa dilakukan persalinan melalui operasi,” tuturnya.

Ketika itu, lanjut dia, kondisi sang ibu sempat mengalami kejang. Menurut Tobing, kondisi tersebut berbahaya saat persalinan. Bahkan, potensinya berujung kematian bagi sang ibu.

“Saat itu diberikan obat kejang kepada ibu. Kami berupaya agar ibunya selamat,” ujarnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved