Berita Banjar

Tak Bosan Latihan Karate Setiap Hari, Gadis Tambang Ulang Tanahlaut Bentang Merah Putih di Thailand

Tak bosan latihan karate setiap hari, gadis Tambang Ulang Tanahlaut bentang bendara merah putih di Thailand

Penulis: Salmah | Editor: Edi Nugroho
(Banjarmarmasinpost.co.id/salmah saurin)
Tak bosan latihan karate setiap hari, gadis Tambang Ulang Tanahlaut bentang bendara merah putih di Thailand 

BANJARMASINPOST.CO.ID-Tinggal di desa bukan mustahil bisa berprestasi hingga keluar negeri.

Buktinya remaja putri yang ini mampu membentangkan sang merah putih setelah pengalungan medali juara di ajang olahraga internasional.

Sarah Nabila R Simanjuntak adalah karateka asal Desa Kayu Abang, Kecamatan Tambang Ulang, Kabupaten Tanahlaut. \

Akhir April 2024, atlet PB Forki asal Lemkari Kalsel tersebut mempersembahkan medali perak untuk tim Indonesia pada 11Th South East Asian Karate Federation Championships 2024 di Kota Bangkok, Thailand.

Baca juga: Dilema Bea Cukai

Baca juga: Gantikan Ayah yang Meninggal, Warga Martapura Kota Ini Jadi Jemaah Calon Haji Termuda Asal Banjar

Bahkan, prestasi Sarah pada even yang diikuti karateka dari seluruh negara di Asia Tenggara itu, membuatnya berpotensi diberangkatkan lagi oleh PB Forki ke kejuaraan Asian Karate Federation (AKF) di Filipina pada Agustus mendatang yang akan diikuti 44 negara Asia.

Perempuan jangkung yang bertanding di nomor Kumite Junior Putri +66 Kg ini tak hanya didukung pelatih, orangtua, pengurus PB Forki, PB Lemkari dan Pengprov Lemkari Kalsel serta segenap insan karate Kalsel. Ia juga mendapat support dari sekolahnya, SMAN 1 Tambang Ulang.

Keseharian Sarah terbilang bersahaja. Lingkungan tempat tinggalnya adalah kawasan perkebunan sawit dan sayur mayur serta buah-buahan. Mata pencaharian utama masyarakat di Kayu Abang memang dari pertanian dan perkebunan.

Tidak ada hiruk-pikuk lalu lintas dan keramaian, desa itu relatif lengang. Sepulang sekolah beberapa anak membantu orangtua di ladang dan selepas maghrib belajar mengaji di surau atau musala.

Sinyal telepon selular di sana tidak stabil. Jadi anak-anak tidak disibukan dengan main telepon seluler. Tak pelak latihan karate menjadi aktivitas harian sejumlah anak-anak mulai usia sekolah dasar hingga SMA.

Sarah termasuk salah satu remaja Desa Kayu Abang yang menyibukkan diri dengan latihan karate setelah pulang sekolah. “Latihan karate setiap sore, dari Senin sampai Sabtu. Bahkan kalau Sabtu mulai pukul 14.00 Wita,” kata Sarah.

Sarah berlatih di bawah bimbingan Sensei Adolf Bastian Lubis, tokoh desa setempat, yang memiliki dojo pribadi di samping rumahnya.

“Tak ada kata lelah apalagi bosan. Karate sudah menjadi aktivitas harian kami, sudah terbiasa. Kecuali ada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, atau ada jadwal melatih, barulah izin latihan di dojo,” kata Sarah.

Sarah yang berlatih sejak sekolah dasar dan sekarang menyandang sabuk hitam, selain berlatih juga melatih di sekolah dasar kawasan Tambang Ulang.

Sejak sekolah dasar pula ia ikut bertanding mulai level kabupaten hingga provinsi. Berbagai pengalaman tanding itu membuatnya matang secara teknik sehingga saat di ajang nasional ia bisa memberikan perlawanan.

Ketika menjuarai kejurnas dan mendapat kesempatan keluar negeri, Sarah selama seminggu digembleng di Pelatnas Karate PB Forki bersama 37 atlet dari berbagai provinsi. “Ada pengalaman baru tatkala pelatnas. Latihannya sudah pasti lebih keras,” kata Sarah.(Banjarmarmasinpost.co.id/salmah saurin)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved