Berita HST

Perjuangan Bidan Desa di Pedalaman Meratus, Febby Jalankan Tugas sebagai Hobi

ebby Febriyani Lestari, seorang bidan desa di Desa Aing Bantai, Kecamatan Batang Alai Timur (BAT), Hulu Sungai Tengah (HST) mengabdi di pedalaman

Penulis: Stanislaus Sene | Editor: Hari Widodo
istimewa
Bidan Febby saat melaksanakan tugas sebagai Bidan di Desa Terpencil di HST. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - “Kalau ada yang lebih mudah, kenapa cari yang susah.” Begitulah kata-kata sebagian besar orang ketika memulai sesuatu tak terkecuali ketika memasuki dunia kerja.

Namun hal itu tak berlaku bagi Febby Febriyani Lestari, seorang bidan desa di Desa Aing Bantai, Kecamatan Batang Alai Timur (BAT), Hulu Sungai Tengah (HST).

Wanita sapaan Febby ini mengatakan bahwa mengabdi sebagai bidan di wilayah terpencil itu bukan sekadar bekerja tatapi lebih kepada pengabdian untuk kemanusiaan.

“Ketika orang-orang ingin bekerja di perkotaan, saya memutuskan untuk memilih penempatan di pedalaman Meratus karena tugas dan fungsi saya sebagai bidan benar-benar dibutuhkan,” jelasnya.

Febby mengatakan menjalani aktivitas sebagai seorang bidan di desa memang murni niat yang tulus dari dalam hati.

“Saya sudah 10 tahun menjadi bidan di tiga Kabupaten yakni di Hulu Sungai Utara, Banjar dan terakhir di Hulu Sungai Tengah ini. Dari semua perjalanan hidup sebagai bidan, yang paling berkesan selama bertugas adalah di Desa Aing Bantai, Hulu Sungai Tengah,” ungkap Febby, Kamis (16/5/2024).

Wanita lulusan DIII Kebidanan Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin ini mengatakan bahwa kehadiran tenaga kesehatan di desa membuat angka harapan hidup naik dan masyarakat setempat mendapat hak pelayanan kesehatan.

“Pelayanan kesehatan yang sudah berjalan selama ini lewat posyandu, posbindu, kunjungan rumah dan lainnya. Melahirkannya sama bidan tenaga kesehatan,” tambahnya.

Febby mengatakan sebagai seorang manusia, tentu punya rasa jenuh. Tak mudah untuk bertahan bertahun-tahun tugas di wilayah pedalaman. Tapi, pihaknya mengakui punya cara ampuh untuk mengusir kejenuhan tersebut, yakni dengan cara hiling.

“Saya yang suka traveling bahkan beberapa gunung tertinggi di Pulau Jawa juga sudah saya jajaki. Itu salah satu cara mengusir rasa jenuh dengan rutinitas sehari-hari,” tuturnya.

Wanita yang merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara ini pun mengakui bahwa saat ini sudah terbiasa dengan aktivitasnya sehari-hari dan bahkan sudah menjadi seperti hobi.

“Selama menjalani tugas sebagai seorang bidan desa, pengalaman paling berkesan adalah bisa dengan tangan sendiri menyambut badan mungil seorang bayi yang lahir dari rahim ibunya dan melihat orang tua si bayi itu begitu bahagia,” ujarnya.

Ia mengatakan namun ada hal yang tidak disukai sebagai seorang pribadi yakni tidak suka dengar orang body shaming, merendahkan orang lain dan toxic.

“Mendengar hal-hal seperti itu, saya selalu memilih untuk menghindari,” lanjut Febby.

Ia mengatakan sejak lulus kuliah, memang suka merantau. Keliling ke berbagai wilayah di luar Kalimantan. Beberapa gunung pernah ditaklukan, seperti Gunung Rinjani, Merbabu, dan Raung.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved