Berita Banjar

Cek Kiblat Istiwa A’zam, Kemenag Banjar Pantau Lagi Matahari Selasa Sore

Kegiatan mengecek ulang kiblat oleh Kementerian Agama Kabupaten Banjar di depan kantor Jalan Sekumpul Martapura pada Senin (27/5).

Penulis: Nurholis Huda | Editor: Edi Nugroho
DISKOMINFO KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
Ilustrasi: Para petugas sedang menentukan arah kiblat untuk masjid yang akan dibangun di kompleks Islamic Center di kawasan Tugu Bundaran Ketupat, Hamalau, Kota Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Provinsi Kalimantan Selatan, Senin, (21/6/2021). 

BANJARMASINPOST.CO.ID, MARTAPURA - Kegiatan mengecek ulang kiblat oleh Kementerian Agama Kabupaten Banjar di depan kantor Jalan Sekumpul Martapura pada Senin (27/5) tidak membuahkan hasil. Matahari tertutup awan mendung. Sesaat sebelumnya,  Kota Martapura bahkan hujan deras.

Pengecekan yang dipimpin Kepala Kantor Kemenag Banjar H Muhammad Rofi’i itu dilakukan karena adanya peristiwa Istiwa a’zam atau Rashdul Kiblat di mana matahari berada tepat di atas Ka’bah pada pukul 17.18 Wita.

Kendati gagal, pengecekan akan kembali dilakukan pada Selasa (28/5) sore. Seperti juga kemarin, tim menggunakan alat ukur sudut Mizwala serta bandulan.

Saat pengecekan hari pertama, tim hanya mengambil foto kegiatan dan kondisi langit untuk dilaporkan kepada kantor pusat.

“Sejatinya hari ini warga Kabupaten Banjar diminta sebanyak 3.000 orang untuk ikut Rashdul Kiblat. Namun hari ini rata-rata terkendala awan yang menutup matahari,” kata Rofi’i. Permintaan tersebut berkaitan langkah Kemenag mengerahkan sejuta orang untuk memastikan kiblat agar bisa dicatat di Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).

Baca juga: Peluncuran Pilkada 2024 Awal Juni Ini, KPU Tapin Undang Artis Ibu Kota

Baca juga: Pengamat Politik Asal ULM Banjarmasin Sebut Pilgub Kalsel 2024 Bisa Diikuti Tiga Pasangan Calon

“Kalau juga belum bisa pada Selasa sore karena tertutup awan, bisa dicoba lagi pada Juni. Matahari tepat di atas Ka’bah terjadi dua kali dalam setahun yakni pada Mei dan Juni, “ jelasnya.

Tenaga Ahli Staf Bimas Kemenag Banjar sekaligus dosen Ilmu Falak Institut Agama Islam Martapura, Ahmad Zabidi S.Ag, menambahkan kalibrasi kiblat sangat penting dan perlu kehati-hatian karena salah satu derajat saja bisa melenceng 100 kilometer lebih.

“Waktunya pun ditentukan harus pukul 17.18 Wita karena sebelum dan lewat dari itu juga melenceng dan tidak bisa dijadikan acuan, “ kata dia.

Kendati pada Senin gagal, dia memastikan kiblat Masjid Al Karomah sudah sesuai.

Warga Jalan A yani Kilometer 8,6 Manarap Desa Manarap Tengah RT 3 Gang Pustu Kecamatan Kertakhanyar, Muhammad Fithri, juga melaporkan pada pukul 17.18 Wita matahari tidak terlihat di lingkungannya karena tertutup awan setelah hujan deras.

Padahal sebelumnya, Fitrhi sudah membuat dan menyiapkan alat sederhana untuk memastikan kiblat. Dia membuat alat dari bekas gantungan baju dan tali rafia yang di ujungnya diberi pemberat.

Pengecekan ulang, kemarin, juga dilakukan Kantor Kemenag Kabupaten Tanahbumbu. Kepala Kemenag Tanbu H Rusbandi mengaku sudah mengedarkan imbauan ke masjid, musala, madrasah dan masyarakat untuk melakukan hal yang sama. “Pegawai Kemenag kami berikan surat untuk diedarkan ke masjid dan musala,” katanya.

Ia mengingat peristiwa tersebut hanya terjadi sekali dalam beberapa tahun. (lis/rin)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved