Thibbun Nabawi

Obesitas Berpotensi Impoten, Ustadz Abdurrahman Dani Sarankan Jaga Tubuh Ideal dengan Cara Ini

Penderita diabetes dan obesitas dijelaskan Ustadz Abdurrahman Dani beresiko lebih tinggi menderita impoten. Simak cara mencegahnya.

|
Penulis: Danti Ayu Sekarini | Editor: Mariana
Instagram @abdurrahmandani.official
Ustadz Abdurrahman Dani menyarankan pola hidup sehat untuk cegah obesitas dan diabetes yang bisa memicu impoten. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Penderita diabetes dan obesitas dijelaskan Ustadz Abdurrahman Dani beresiko lebih tinggi menderita impoten.

Kemunculan resiko mengalami impoten ini dipaparkan Ustadz Abdurrahman Dani terjadi lantaran api di ginjal yang sudah melemah dan banyaknya pembuluh darah di perut yang tertindih.

Akibat dari tindihan pada pembuluh darah tersebut, maka menyebabkan tersumbatnya aliran ke bagian alat vital bagi penderita obesitas.

Hal ini seperti yang dipaparkan Ustadz Abdurrahman Dani lewat unggahan video di akun instagram @abdurrahmandaniofficial Selasa (21/5/2024).

Lantaran hal tersebut, Ustadz Abdurrahman Dani pun menyarankan untuk selalu menjaga kondisi tubuh yang ideal.

Baca juga: Kumpulan Link Twibbon Hari Lahir Pancasila 2024, Bisa Diposting 1 Juni di Media Sosial

Baca juga: Ustadz Abdurrahman Dani Sarankan Tak Langsung Cuci Muka Usai Terpapar Matahari, Picu Bercak Putih

Hal ini bisa dilakukan dengan cara menjaga pola makan.

"Bagi yang gemuk pakai pola makan panas dingin biar turun ke ideal, anda yang kurus pakai pola makan panas dingin biar naik ke berat badan ideal," jelasnya.

Impoten sendiri merupakan ketidakmampuan laki-laki mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk berhubungan seksual.

Terdapat tiga kondisi yang bisa menjadi tanda-tanda disfungsi ereksi, yaitu sulit ereksi, bisa ereksi tetapi tidak dapat mempertahankan, dan kurang keras untuk penetrasi.

Menurut spesialis Urologi dari Siloam Hospitals Sentosa Bekasi, dr. Andre Lazuardi Harahap, Sp.U, faktor penyebab disfungsi ereksi ada dua hal, yakni faktor psikogenik dan organik.

"Disfungsi ereksi disebabkan faktor penyakit (organik) lalu disusul oleh faktor psikologis (psikogenik). Penyakit ini dapat ditangani secara maksimal dan komprehensif, di mana pasien diharapkan berkonsultasi kepada dokter," tutur dr. Andre Lazuardi Harahap, Sp.U., melalui edukasi bincang sehat yang digelar manajemen Siloam Hospitals Sentosa Bekasi via Instagram, Kamis (16/09/2021).

Timbulnya gairah seksual pria ditandai terjadinya ereksi pada alat kelamin merupakan rangkaian proses yang tidak sederhana.

Proses tersebut melibatkan kerja saraf pada otak dan otot, pembuluh darah, hormon, dan faktor psikologis (keinginan dan emosi).

"Disfungsi ereksi biasanya terjadi jika hal-hal tersebut mengalami masalah," lanjut dokter Andre .

Ragam kondisi yang menyertai disfungsi ereksi umumnya, yaitu:

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved