Tajuk
Kemandirian Hewan Kurban
SAPI kurban mulai berdatangan ke tempat pemesannya di Kalimantan Selatan. Dua hari lagi, Senin 17 Juni 2024, umat Islam merayakan Iduladha
SAPI kurban mulai berdatangan ke tempat pemesannya di Kalimantan Selatan. Dua hari lagi, Senin 17 Juni 2024, umat Islam merayakan Iduladha 1445 Hijriah.
Hampir setiap kampung di provinsi ini melaksanakan pemotongan hewan kurban.
Tidak hanya sapi, tetapi juga kambing. Para penjual sapi dan kambing sibuk mengantar ternak pesanan warga yang ingin berkurban. Terlebih Iduladha mendatang tidak ada perbedaan hari.
Tentunya sebagian besar penyelenggara kurban ingin melaksanakannya di hari pertama.
Baca juga: Banjir Terus Menerjang, Sepuluh Sekolah di Tanahbumbu Diliburkan
Baca juga: Alami Hambatan Pertumbuhan Akibat Gizi Buruk, 5.981 Balita Banjar Terdeteksi Stunting
Sedangkan transaksinya sudah jauh-jauh hari. Kalau pun ada tambahan pesanan hewan kurban, jumlahnya tidak banyak.
Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Provinsi Kalsel menyatakan jumlah hewan kurban tahun ini lebih banyak dibandingkan 2023.
Pada tahun lalu Disbunnak Kalsel mencatat ada 14.527 ekor yang disembelih. Sedangkan pada 2024 diperkirakan 21.791.
Sedangkan ketersediaan hewan kurban diperkirakan 27.959 ekor. Sapi, kambing dan kerbau itu sebagian besar didatangkan dari Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi dan Jawa Timur sejak 4-5 bulan lalu.
Pertanyaannya sekarang, kenapa Kalsel tidak mengembangbiakan sendiri ternak. Toh permintaan hewan kurban semakin meningkat. Bahkan tahun ini mendekati dua kali lipat.
Melihat waktu kedatangan hewan kurban dari luar daerah, dapat kita ketahui di Kalsel hanya berlangsung penggemukan, bukan pengembangbiakan.
Padahal pasarnya sangat besar. Tidak hanya untuk hewan kurban, tetapi juga memenuhi kebutuhan pasar. Pasarnya pun bukan hanya Kalsel, tetapi bisa meluas hingga Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Disbunnak Kalsel memang punya program meningkatkan populasi dan produksi sapi yakni Siska Ku Intip. Nama programnya sungguh seksi. Kepanjangannya adalah Sistem Integrasi Sapi-Kelapa Sawit berbasis Kemitraan Usaha Inti Plasma. Ini artinya petani sawit diajak untuk beternak sapi.
Program seperti ini perlu ditingkatkan. Beternak sapi jangan lagi dijadikan pekerjaan sampingan. Peternakan sapi harus dilakukan secara mandiri. Harus ada peternak profesional. Tidak hanya sebagai penggemukan, tetapi juga pengembangbiakan.
Kemudahan beternak harus dibuka seluas-luasnya.
Insentif perlu diberikan pemerintah daerah kepada masyarakat peternak.
Memang perlu kerja keras mengingat, lahan di Kalsel berbeda dengan Nusa Tenggara. Di sana penuh sabana atau padang rumput.
Sedangkan di sini lahannya penuh lubang tambang dan perkebunan sawit. Namun demikian peluang usaha peternakan perlu dirintis karena pertambangan pasti habis. (*)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.