Berita Viral
Daftar Fakta Bayi di Sukabumi Meninggal Usai Imunisasi: Disuntik Bagian Anus, Bibir Berubah Ungu
Daftar fakta bayi laki-laki berusia tiga bulan di Kota Sukabumi meninggal dunia, usai melakukan imunisasi di sebuah puskesmas.
BANJARMASINPOST.CO.ID - Daftar fakta bayi laki-laki berusia tiga bulan di Kota Sukabumi meninggal dunia, usai melakukan imunisasi di sebuah puskesmas.
Diketahui, bayi tersebut bernama Kenzie.
Kenzie merupakan bayi tiga bulan meninggal setelah imunisasi.
Sebelum mengembuskan napas terakhir, Kenzie mendapat imunisasi BCG dan DPT yang dilakukan secara bersamaan di Puskesmas Sukakarya, Warudoyong.
Kasus ini masih tahap investasi Komnas PP KIPI.
Baca juga: Update Harga Emas Batangan Rabu 19 Juni 2024 Merosot: Antam Turun Rp 5.000 per Gram, Cek UBS
Baca juga: Info Cuaca Ekstrem Rabu 19 Juni 2024, Hujan Guyur Kalsel, Bekasi dan Bogor Cerah Berawan
Pihak keluarga, yakni orang tua Kenzie pun menunggu hasil investigasi dari Komnas KIPI.
"Kemarin itu ada Pj Wali Kota datang ke rumah menyebut kasusnya ditangani Komnas KIPI. Ya sudah kita nunggu saja hasil investigasinya," ujar ayah Kenzie, Ikhsan Nur Arifin (27), kepada TribunJabar.id, Senin (17/6/2024).
Ikhsan merupakan warga Kampung Bantarpanjang RT 04, RW 09, Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi.
Dia berharap tidak ada rekayasa dalam kasus kematian anaknya.
"Kita inginnya diungkap fakta sebenarnya. Apabila tidak, kita akan lapor polisi. Ini perkara nyawa," tegas Ikhsan.
Ia pun meminta kepada pihak penyelenggara imunisasi yakni Kementrian Kesehatan RI untuk bertanggung jawab atas kejadian yang menimpa Kenzie.
"Ya kami menduga ini kelalaian, karena sebelumnya (Kenzie) tidak ada riwayat sakit apa pun," ucapnya.
Ibu Kenzie, Deara Wulandari (27), meminta kepada semua yang menangani kematian anaknya agar bekerja dengan baik.
"Kalau keinginan dari keluarga, kasus ini pengen sampai tuntas gitu ya, tidak ada yang ditutupi. Apa penyebabnya anak saya sampai meninggal, apa karena obat yang terlalu banyak masuk atau karena kelalaian bidan atau karena obatnya kedaluwarsa atau apa, gitu kan," kata dia.
"Kita enggak tahu, kita enggak paham soal itu (medis). Yang lebih paham kan pasti dari pihak nakes atau bidan tersebut karena dari lahir anak saya enggak ada penyakit bawaan," ucapnya.
Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, saat dikonfirmasi Tribunjabar.id, Jumat (14/6/2024), belum bisa memberi keterangan secara jelas.
"Saya belum bisa lebih banyak menanggapi terkait hal ini karena sekarang masih dalam penanganan Komnas KIPI," ujarnya.
Pemerintah daerah pun, kata Kusmana, menunggu hasil evaluasi Komnas KIPI sebagai lembaga independen.
"Kita menunggu hasil evaluasi mereka, karena lembaga ini adalah idependen. dari hasil evaluasi nanti kita akan melakukan langkah dan penjelasan selanjutnya," ucapnya.
Selaku Pemerintah Kota Sukabumi, Kusmana pun menyampaikan rasa duka kepada keluarga bayi tersebut.
Sebelumnya diberitakan, bayi laki-laki berumur tiga bulan di Kota Sukabumi meninggal dunia setelah mendapatkan imunisasi dari pihak petugas medis puskesmas.
Kronologi
Deara mengatakan, anaknya lahir pada 14 Maret 2024. Kondisinya normal.
Sebelum meninggal, sempat mendapatkan imunisasi di Puskesmas Warudoyong pada Selasa (11/6/2024).
"Pada saat itu saya datang ke puskesmas anak saya dalam keadaan sehat, karena mau imunisasi. Nah waktu di puskesmas sebelum suntik sudah dicek dulu suhu tubuhnya, kata bidan normal," ucap Deara, Jumat (14/6/2024).
Dia mengatakan, anaknya memang belum mendapat imunisasi sejak lahir hingga usia tiga bulan.
Anaknya kemudian mendapatkan dua imunisasi, fase 0 bulan dan 2 bulan.
"Jadi kata bidan ini suntiknya dua BCG sama DPT, terus yang ditetes ke mulut dua macam," ujarnya.
Pada saat itu, petugas medis yang menangani korban, kata Deara, tidak meminta persetujuan orang tua terlebih dahulu.
"Pihak bidannya tidak ada melakukan tawaran dulu ke saya, setuju atau tidaknya obat ini diberikan, disekaliguskan, nyuntik BCG, DTT, sama obat yang ditetes ke mulut," ucapnya.
Pasca-mendapatkan dua imunisasi sekaligus, mereka pulang ke rumah dengan kondisi anak masih dalam keadaan normal dan tidak menunjukkan gejala.
Sekitar pukul 11.00 WIB, sang ibu memberikan obat sirup Paracetamol berdasarkan arahan bidan. Pada pukul 14.00 WIB, korban tiba-tiba menangis histeris dan menolak minum ASI.
"Nah waktu sekitar jam 14.00 WIB si dedenya nangis tapi, lama-lama suaranya teh makin kecil terus tidak mau nenen. Waktu itu langsung saya chat bidannya, terus datang bidannya sama seorang dokter ke rumah," ucap dia.
"Kata bidan ini (disuntik di bagian anus) tindakan pertama. Habis disuntik diajak lah ke rumah sakit, di perjalanan si anak bibirnya sudah ungu terus kakinya dingin," terang Deara.
Sesampainya di Rumah Sakit Asy-Syifa, korban diperiksa bagian dada dan oksigennya, namun tidak merespons.
"Dari situ kita pulang ke rumah sama bidan sama Dinas Kesehatan, terus anak saya dimakamkan jam 17.00 WIB, buku KIA (Kartu Ibu dan Anak) dibawa sama Dinas Kesehatan. Alasannya buat penyelidikan," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com
| Gegara Miras Oknum Polisi Aniaya Tukang Ojek hingga Tewas, Korban Disabilitas Dihajar di 3 Lokasi |
|
|---|
| Begal Salah Pilih Orang, Dihajar Korban Seorang Atlet Hingga Bonyok Berujung Penjara |
|
|---|
| Pria 28 Tahun Ditemukan Tak Bernyawa di Mesjid, Dikira Mati Kelaparan, Isi Suratnya Kuak Fakta Pilu |
|
|---|
| Robohkan Rumah, Pria 36 Tahun Sakit Hati Istri Selingkuh dengan Seorang Kakek, Pergoki Lewat CCTV |
|
|---|
| Kabar Kakek Tarman Beri Mahar Rp3 Miliar Nikahi Gadis 24 Tahun, Pakai Cek Palsu? Ini Kata Polisi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.