Serambi Ummah

Cerita Ustadz Ahmad Bahruni, Bangun Ponpes Adda’watuttammah di Desa Telaga

Jalan berliku yang ditapaki ustadz Ahmad Bahruni ketika membangun pondok pesantren di kampung halamannya di Desa Telaga, Kecamatan Pelaihari, Tala.

Penulis: BL Roynalendra N | Editor: Mariana
Dok BPost
Pemimpin Ponpes Adda’watuttammah Desa Telaga, Ustadz Ahmad Bahruni 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Tak gampang mendirikan sebuah pondok pesantren (ponpes/pontren) karena perlu kesiapan dana hingga sumber daya pengajar. Namun ketika tekad kuat telah tertanam di hati, semua kendala dapat diatasi.

Begitu pula jalan berliku yang ditapaki ustadz Ahmad Bahruni ketika membangun pondok pesantren di kampung halamannya di Desa Telaga, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanahlaut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel).

Berikut ini petikan wawancara Serambi UmmaH dengan pendiri sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Adda’watuttammah ini yang disajikan dalam tanya jawab.

Bagaimana awalnya sehingga muncul niat mendirikan pondok pesantren?
Sebenarnya saat awal sama sekali tidak ada niatan membangun pondok pesantren. Selesai mondok di Martapura, saya pulang kampung di Desa telaga.

Setelah itu apa yang dilakukan?
Saya mengajar mengaji, niatnya hanya ingin berbagi ilmu saja dan ingin mencoba menambah ilmu agama kepada anak-anak di kampung saya.

Baca juga: Laga Perempatfinal EURO 2024, Adu Lihai Ronaldo dan Mbappe 

Baca juga: Info Cuaca Ekstrem Jumat 5 Juli 2024, Kalsel Cerah Berawan, Waspasa Hujan Jateng dan Papua

Di mana mengajar mengajinya, mulai kapan?
Di langgar, namanya Darussalam di dekat rumah orangtua saya. Itu tahun 2005 silam. Meski begitu saya mengajar ngajinya rutin tiap hari dan terjadwal, kalau majelis taklim kan tidak tiap hari belajar ngajinya. Bentuknya bukan pondok, tapi pelajarannya seperti pesantren. Jadi, bisa disebut pendidikan informal.

Tahun ajaran baru anak didik ada 25 orang, langgarnya tidak muat lagi menampung. Lalu, saya bersama warga bermusyawarah mencari solusi dan akhirnya alhamdulillah ada seorang warga yang mewakafkan tanahnya seluas dua hektare. Itu tahun 2006.

Lokasinya strategis karena berada di tepi jalan poros desa di wilayah RT 8 Dusun 1. Jalan poros itu juga merupakan jalur alternatif masuk ke Pelaihari dari arah Banjarmasin melalui Gunung Keramaian tembusnya ke jalan raya arah Takisung.

Setelah itu membangun pondok pesantren?
Betul, sejak 2006 sudah berupa pondok pesantren yakni pesantren salafiah. Pelan-pelan bersama dukungan masyarakat yang cukup tinggi akhirnya bisa membangun satu bilik ruang untuk belajar. Sejak itu aktivitas pindah ke langgar baru ini di lokasi lahan wakaf (hibah) warga.

Kemudian tahun kedua bisa membangun langgar, namanya Langgar Nur. Santri tambah banyak pada 2006 itu, sudah ada dua kelas. Bahkan saat itu meski bilik kelas belum beratap, sudah kami gunakan untuk kegiatan belajar. Lebih dari itu karena jumlah santri terus bertambah, sehingga ruang belajar kami sekat untuk kelas yang berbeda.

Sekarang sudah ada berapa ruang kelas?
Kalau sekarang alhamdulillah sudah ada enam ruang belajar. Juga ada satu ruangan aula, ruang sekretariat gabung dengan ruang kepala, ini ada dua bilik. Saat ini kami juga sedang membangun pagar untuk lebih menambah kenyamanan santri.

Jumlah santri yang ada sekarang berapa?
Keseluruhan ada 155 orang santri, sedang jumlah pengajar 23 orang. Santri kami tak cuma dari Desa Telaga, tapi juga dari desa sekitar dan juga ada yang dari tempat yang lumayan jauh.

Apa satuan pendidikan yang diterapkan?
Kami menerapkan pendidikan Al-Qur’an dan pendidikan diniyah. Ini santrinya adalah siswa SD yang sorenya setelah pulang lanjut belajar ke pondok kami. Jadi, nama satuan pendidikannya yaitu madrasah diniyah takmiliyah awaliyah.

Dapat saya jelaskan, pendidikan keagamaan itu terbagi tiga yaitu pendidikan Al-Qur’an, pendidikan diniyah (kurikulum sama pesantren), dan pendidikan pesantren.

Di pondok kami juga ada pendidikan yang setara SMP, ini belajarnya pagi. Namanya, pesantren salafiah wustha. Tahun 2006 kami dapat izin menyelenggarakan dikdas (pendidikan dasar) sembilan tahun.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved