Berita Banjarbaru

Kala Belasan Nama Aplikasi Pemda Dinilai Tidak Sopan, Siska Ku Intip Pemprov Kalsel Masuk Daftar

Aplikasi Siska Ku milik Pemprov Kalsel masuk daftar aplikasi pemerintah daerah (pemda) dengan nama yang dinilai tidak sopan.

Editor: Irfani Rahman
Biro Adpim Provinsi Kalsel
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (waktu itu) membuka program Siska Ku Intip, di Desa Jombang, Kecamatan Satui, Tanah Bumbu, Sabtu (18/3/2023) lalu. 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Aplikasi Siska Ku Intip milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tengah menjadi perbincangan publik secara nasional di media sosial. Ini karena Siska Ku Intip masuk daftar aplikasi pemerintah daerah (pemda) dengan nama yang dinilai tidak sopan.

Padahal Siska Ku Intip singkatan dari Sistem Integrasi Kelapa Sawit-Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma, yang dikelola Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalsel.

Daftar pertama kali diunggah akun instagram @bigalphaid. Dalam akunnya, pengunggah menyampaikan setidaknya ada 11 aplikasi atau laman resmi pemerintah daerah yang diberi nama saru atau tidak senonoh sehingga berkonotasi negatif.

Selain Siska Ku Intip, ada Sipepek dari Kabupaten Cirebon. Simontok dari Kota Surakarta, Sisemok dari Kabupaten Pemalang, Mas Dedi Memang Jantan dari Kota Tegal dan Jebol Ya Mas dari Kota Bengkulu.

Kepala Departemen Ilmu Komputer, Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Setiawan Hadi, menyebut seorang pemrogram atau app developer seharusnya membuat situs atau aplikasi dengan nama yang sesuai fungsi.

Aplikasi Sipepek misalnya, memang merupakan akronim dari Sistem Pelayanan Program Penanggulangan Kemiskinan dan Jaminan Kesehatan. “Tapi singkatannya jangan mengarah ke hal-hal vulgar, SARA dan lain-lain,” ujarnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (10/7).

Menurut Setiawan, penamaan aplikasi atau situs tak hanya mudah diingat, tetapi juga harus baik. “Kayak kita kasih nama orang, kan tidak mau kita kasih nama yang kurang enak didengar atau tidak lazim,” lanjutnya.

Kepala Pusat Studi Komunikasi, Media, dan Budaya dari Fikom Unpad, Kunto Adi Wibowo menuturkan nama aplikasi tersebut menunjukkan pikiran pejabat yang jorok dan menjadi perempuan sebagai objek. “Mungkin karena terlalu banyak, singkatannya habis jadi lebih mengarah ke obyektifikasi perempuan atau pejabatnya saja yang otaknya ngeres,” pungkas Kunto.

Saat dikonfirmasi BPost, Sabtu (13/7), Kepala Disbunnak Kalsel Suparmi  belum merespons. Namun dikutip dari laman siskaforum.org, Siska Ku Intip merupakan program kemitraan peternakan sapi yang berjalan sejak 2021.

Siska Ku Intip dibuat berdasar Peraturan Gubernur Kalsel Nomor 053 Tahun 2021 tentang Percepatan Swasembada Sapi Melalui Sistem Integrasi Kelapa Sawit - Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma. Hal ini menyikapi pemenuhan daging sapi di Kalsel yang masih defisit. Data 2023, defisit daging sapi mencapai 1.523 ton atau setara 14.436 ekor.

Sejak dicanangkan pada 2021, Siska Ku Intip banyak menerima penghargaan nasional. Seperti Tanda Kehormatan Satya Lencana Wirakarya Bidang Pertanian Tahun 2023 dari Presiden kepada Gubernur Kalsel, Pembangunan Daerah 2023 dari Kementerian PPN/Bappenas, Penghargaan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tingkat Provinsi Kawasan Kalimantan dari Presiden RI dan Sertifikat Hak Cipta dari Kemenkumham tentang Siska Ku Intip.

“Berbagai penghargaan tersebut menjadi gambaran suksesnya program Siska Ku Intip dalam mengimplementasikan sistem integrasi sapi sawit di Kalsel,” kata Kadisbunnak Kalsel, Suparmi, beberapa waktu lalu. (kompas/msr)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved