Speedboat Terbalik, 4 Dokter Hewan di HSU Ini Terperangkap di Bawah Kapal, Begini Kondisinya

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI - Kejadian nahas menimpa dokter hewan di Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

Saat perjalanan pulang dari Desa Paminggir speedboat yang ditumpangi terbalik dan membuat seluruh penumpang sempat tenggelam.

Empat tenaga kesehatan hewan di HSU itu, yakni drh Komang, drh Putu Susila, drh Yessi, drh Agna, Abdan sebagai paramedik, Ahmad Bahri sebagai patugas keswan dan nahkoda kapal yang menjadi korban musibah tersebut.

Dijelaskan drh Putu Susila, pihaknya bersama rombongan melakukan sosialisasi pencegahan penyakit menular Lumpy Skin Disease (LSD) atau cacar sapi/kerbau.

Penyakit yang disebabkan oleh virus yang utamanya menyerang hewan sapi. Penyakit ini dicirikan dengan adanya benjolan pada kulit sapi.

Baca juga: Posisinya Terapung, Ini Kondisi Jasad Bocah Korban Hilang Kecelakaan Speedboat di Balikpapan Kaltim

Baca juga: Mesin Tiba-tiba Mati, Tabrakan Speedboat dengan Kapal Tongkrang di Balikpapan tak Bisa Dihindari

Kejadian kapal terbalik tersebut terjadi Selasa (13/8/2024) sekitar pukul 16.45 Wita, di perbatasan Desa Pal Batu dan Rintisan Kecamatan Paminggir.

Saat itu, kapal bermesin mereka yang tengah melaju terbalik sehingga membuat penumpang sulit untuk menuju permukaan. Terlebih, ada penumpang yang tidak bisa berenang. 

Putu mengungkapkan dirinya beruntung masih bisa berpikir dan mencari sisi kapal dan menuju permukaan kemudian berenang mencari pegangan.

"Saya sudah sangat khawatir karena setelah berada di tepi yang terlihat hanya kapal yang terbalik belum ada melihat yang dipermukaan selang dua menitan baru melihat ada satu penumpang yang terlihat," ujarnya. 

Hal yang sama diungkapkan drh Komang, dirinya sempat mencoba menjadi permukaan air namun terhalang kapal yang terbalik. Tenggelam dan naik lagi sampai dua kali dan melihat ada cahaya barulah menuju ke tepi dan berhasil. 

"Saya sempat mencoba menarik drh Yessi dan drh Agna agar tidak lagi dibawah kapal dan menemukan permukaan air," ujarnya. 

Diungkapkan pula drh Yessi,  dirinya sudah kehabisan nafas dan entah menelan air berapa banyak, sempat terbersit bahwa kejadian itu bakal menjadi akhir.

"Sempat terbersit akan meninggal karena kejadian itu, karena memang sudah habis nafas dan telan air banyak sekali, tiga kali saya mau naik ke atas tapi tidak bisa karena terhalang kapal yang terbalik, tali sepatu saya juga sempat terjepit, saat itu saya menggunakan jaket yang membuat lebih sulit bergerak," ujarnya. 

drh Agna mengatakan dirinya tidak bisa berenang dan saat itu mengenakan jubah yang cukup berat.

"Saya sempat menemukan bagian tepi kapal namun karena licin beberapa kali terlepas dan membuat saya kembali tenggelam," ungkapnya. 

Ada warga yang memberikan pertolongan menggunakan kapal lain, sebelumnya sempat ada kapal lain yang melintas namun mengatakan tidak bisa membantu dan itu membuat semuanya panik.

Seluruh barang yang dibawa saat itu rusak, perangkat telepon genggam semua rusak termasuk laptop dan proyektor yang digunakan untuk sosialisasi. 

Dari kejadian tersebut membuat trauma yang cukup dalam bagi tenaga kesehatan hewan, saat itu memang semuanya tidak ada yang menggunakan jaket pelampung.

 Sebelumnya pihak kapal menyediakan namun karena banyak penumpang yang tidak menggunakan akhirnya sekarang tidak ada menyediakan lagi

"Kami berharap untuk keselamatan sebaiknya lebih ditingkatkan lagi, dari pihak yang berwenang juga memberikan pengawasan terhadap kapal yang mengantar penumpang," ujar drh Komang. (Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)