Serambi Ummah

Cara Didik Anak dalam Islam, Rasulullah SAW Terapkan Targhib dan Tarhib

Rasulullah SAW dalam hadis riwayat At-Timidzi bersabda, “Didikan seorang ayah terhadap anaknya, lebih baik daripada bersedekah satu sha.”

|
Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Mariana
Dok BPost
Wakil Sekretaris MUI Kota Banjarmasin, H Abdul Hafiz MPdI 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Pada dasarnya tidak ada orangtua yang suka memukul anak. Sebab umumnya, orangtua lebih bahagia melihat anak-anak mereka tumbuh berkembang dengan kesalihan yang nyata.

Imam Ghazali, pernah berkata, “Jika seorang anak diabaikan sejak awal perkembangannya, maka umumnya dia akan menjadi seorang yang buruk akhlakmya, pendusta, pendengki, pencuri, pengadu domba serta bersifat kekanak-kanakan, tidak serius dan tidak dewasa.”

Rasulullah  dalam hadis riwayat At-Timidzi bersabda, “Didikan seorang ayah terhadap anaknya, lebih baik daripada bersedekah satu sha.”

Tidak bisa dipungkiri bahwa menanamkan kedislipinan kepada anak merupakan satu pilar penting dalam pendidikan mereka. Hal ini bertujuan agar mereka kelak menjadi manusia dewasa yang mandiri, cerdas, bertakwa dan berkepribadian islami.

Dan karena perilaku buruk yang merupakan ancaman bagi keberhasilan pendidikan sebenanya disebabkan oleh kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil dan pengarahan yang keliru, prinsip targhib (memberi motivasi) dan tarhib (memberi ancaman), merupakan metode pendidikan yang sangat pernting dalam pelurusan dan penanaman kedislipinan anak.

Baca juga: Kasus Kejahatan di Bawah Umur, Hukuman Anak dan Orang Dewasa Harus Dibedakan

Baca juga: Gempa Kembali Getarakan Jawa Barat Jumat 20 September 2024, Cek Pusat Wilayah Guncangan

Bahkan Rasulullah sendiri sering menggunakan metode ini dalam banyak kesempatan.

Sebagian yang lain menganggap pemberian hukuman fisik terhadap anak-anak adalah satu cara efektif untuk mengajarkan kedisiplinan, juga meluruskan kesalahankesalahan yang mereka lakukan.

Imam Ahmad berkomentar tentang seorang guru yang memukul muridnya, “Ya boleh, hal itu dilakukan sesuai kadar kesalahan mereka. Namun, jika memungkinkan sebaiknya dihindari. Sedang anak kecil yang belum berakal, tidak boleh dipukul.”

Dalam sebuah atsar riwayat At Thabrani, Ibnu Abbas malah menganjurkan supaya para orangtua menggantungkan cemeti di rumah, di tempat yang bisa dilihat oleh anggota keluarga agar menjadi peringatan bagi mereka.

Rasulullah  juga sangat jelas memerintahkan kepada para orangtua untuk ‘memukul’ anak-anak mereka yang tidak mengerjakan salat pada usia 10 tahun.

Beliau bersabda di dalam sebuah hadis riwayat Abu Dawud, yang artinya,“Perintahlah anak-anak kalian untuk mendirikan salat ketika mereka berusia tujuh tahun. Dan pukullah mereka (jika mengabaikan salat) pada usia 10 tahun. Serta pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR Abu Dawud). (madaninews.id)

Berdedikasi Bimbing Generasi Muda

Tuan Guru Ilham Humaidi adalah sosok yang inspiratif dan berkomitmen dalam menyebarkan nilai-nilai agama. Sebagai seorang dai, beliau memiliki kemampuan untuk menjangkau hati dan pikiran jemaahnya dengan cara yang relevan dan mudah dipahami.

Kepemimpinannya di Majelis Taklim As-Shofa menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam membimbing generasi muda untuk lebih dekat dengan ajaran Islam.

Beliau selalu berusaha menjalin hubungan yang erat dengan para jemaah, menciptakan suasana yang akrab dan penuh kasih. Guru Ilham menggunakan berbagai metode kreatif dalam penyampaian materi, sehingga dakwahnya tidak hanya informatif tetapi juga menarik.

Sikap beliau yang ramah, sabar, dan penuh kasih menunjukkan bahwa seorang dai harus menjadi teladan dalam kehidupan sehari-hari.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved