B Fokus Urban Life
Ruas Jalan Martapura Lama Sungailulut Rusak, Ini Tanggapan Dosen Fakultas Teknik ULM
Kerusakan ruas Jalan Martapura Lama, SungaiLulut, Kota Banjarmasin mendapat tanggapan Dosen Fakultas Teknik ULM, Dr Eng Akbar Rahman ST MT.
Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Budi Arif Rahman Hakim
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Kerusakan ruas Jalan Martapura Lama, SungaiLulut, Kota Banjarmasin mendapat tanggapan Dosen Fakultas Teknik ULM, Dr Eng Akbar Rahman ST MT.
Menurutnya, jalan merupakan infrastruktur dasar yang mendukung kebutuhan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah. Keandalan konstruksi jalan sangat penting untuk memastikan fungsi dan daya dukungnya. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan infrastruktur jalan yang kuat dan tahan lama.
Kerusakan jalan di Sungailulut dipengaruhi oleh berbagai faktor, dengan lokasi jalan yang berada langsung di tepi sungai sebagai faktor utama.
Kerusakan jalan di kawasan ini dapat disebabkan oleh sejumlah interrelated factors, termasuk erosi, longsoran tanah, banjir, kualitas konstruksi, pergerakan tanah, penurunan tanah, dan dampak aktivitas kendaraan bermotor.
Erosi, yang merupakan proses pengikisan tanah akibat aliran air, sangat mungkin terjadi di tepi sungai, terutama ketika air sungai meluap atau pada saat curah hujan tinggi. Aliran air yang kuat dapat mengikis tanah di sepanjang tepi sungai, mengakibatkan kehilangan stabilitas pada jalan yang berada di dekatnya.
Selain itu, longsoran tanah dapat terjadi akibat kombinasi kelebihan air, kondisi tanah yang kurang stabil, dan erosi. Jika tanah di tepi sungai jenuh dengan air, risiko longsor akan meningkat, berpotensi merobohkan bagian jalan di atasnya serta menyebabkan penurunan atau perubahan pada permukaan jalan.
Banjir juga memberikan dampak signifikan terhadap jalan, menyebabkan kerusakan langsung seperti pengikisan material permukaan dan kerusakan struktural. Kenaikan cepat permukaan air dapat membanjiri jalan, mengurangi daya dukung tanah, dan mengakibatkan kerusakan parah, terutama jika air merendam jalan dalam waktu lama.
Selain itu, kualitas konstruksi yang rendah, baik dari segi material maupun teknik, dapat memperburuk dampak dari risiko-risiko tersebut.
Faktor lain yang berkontribusi pada kerusakan jalan adalah pergerakan tanah, baik secara horizontal maupun vertikal, serta penurunan tanah secara bertahap, yang memberikan tambahan tekanan pada jalan dan struktur pendukungnya. Terakhir, aktivitas dan kepadatan kendaraan bermotor juga dapat menyebabkan ketidakstabilan tanah, yang selanjutnya meningkatkan risiko kerusakan jalan.
Pemasangan turapan atau pembatas di area pinggir sungai dapat menjadi langkah efektif untuk mengurangi risiko banjir, air pasang, dan longsoran. Turapan membantu mengurangi erosi tanah dengan memberikan perlindungan terhadap aliran air yang kuat. Pembatas dapat mencegah longsoran tanah dengan memberikan dukungan struktural pada tanah di sekitar tepi sungai.
Pada tahap perencanaan dapat melakukan studi geoteknik untuk menentukan desain dan material yang paling sesuai dengan kondisi tanah dan aliran air di lokasi pinggir sungai. Pada tahap konstruksi memastikan semua prosedur teknis sesuai dengan standar dan aturan.
Pemeliharaan secara berkala untuk memastikan kondisi jalam tetap baik dan berfungsi optimal, serta jika ada kerusakan langsung diperbaiki agar kerusakan tidak lebih parah.
Penamanan vegetasi di tepi sungai juga dapat menjaga kestabilan tanah dan jalan. Maka diperlukan penghijauan yang dapat memperkokoh dan memperkuat konstruksi infrastruktur jalan di tepu sungai.
Peran pemerintah dibutuhkan dalam menetapkan kebijakan yang dapat menjaga keamanan konstruksi di tepi sungai terhadap banjir dan longsoran. Membangun dan memelihara struktur pengaman seperti tanggul, turapan, dan dinding penahan tanah pada titik-titik kritis. Selanjutnya, melakukan pemeliharaan berkala untuk memastikan infrastruktur tetap efektif dalam mengurangi risiko.
Peran masyarakat juga sangat penting. Masyarakat dapat berkontribusi secara signifikan dalam melindungi dan mengelola area pinggir sungai, serta meningkatkan ketahanan terhadap risiko bencana.
Masyarakat dapat mengontrol kondisi infrastruktur jalan, dan jika ada kerusakan dapat langsung dilaporkan dan melakukan pemeliharan sederhana. Keterlibatan masyarakat sangat penting untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efektif. Namun, pemerintah juga harus lebih responsif terhadap permasalahan yang dilaporkan masyarakat. (msr)
jalan rusak
jalan ambles
jalan ambles di sungai lulut
Sungai Lulut
Sungai Gardu Banjarmasin
Jalan Martapura Lama
Kecamatan Banjarmasin Timur
| 2020, Bakeuda Optimalkan Pajak Walet, Pemilik RUmah Walet Didata dan Diberikan NPWPD |
|
|---|
| Awas, Terbukti Menggunakan Obat Mengandung Corisoprodol Bisa Dijerat UU Narkotika |
|
|---|
| Ichwan Imbau Pengelola Feri Penyeberangan Mengutamakan Keselamatan Penumpang |
|
|---|
| Dukung Perkembangan Wisata di Kawasan Tahura, Paman Birin Minta Pengelola Melakukan Ini |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.