Pilkada Kalsel 2024
Efek Domino KPK Tetapkan Paman Birin Tersangka, Pengamat Bicara Peluang Acil Odah di Pilgub Kalsel
Penetapan Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor sebagai tersangka kasus dugaan suap oleh KPK, diprediksi memberikan efek domino.
Penulis: Muhammad Syaiful Riki | Editor: Edi Nugroho
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARBARU - Penetapan Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor sebagai tersangka kasus dugaan suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), diprediksi memberikan efek domino.
Selain terhadap roda pemerintahan, kondisi tersebut dinilai turut berimbas pada peta politik di Kalsel. Terlebih, momentumnya satu bulan sebelum pemungutan suara Pilkada Sererentak 2024.
“Sebagai gubernur petahana, Paman Birin memiliki pengaruh besar dalam menciptakan dukungan elektoral, terutama karena ia telah membangun jejaring politik dan kekuasaan selama menjabat,” kata pengamat politik dan kebijakan publik, MS Shiddiq, Kamis (10/10/2024).
Shiddiq menilai, OTT bisa merusak citra politik keluarga dan jaringan kekuasaan yang Paman Birin bangun.
Baca juga: Siapa Pengganti Paman Birin Usai Tersangka KPK, Mendagri Sebut Sosok Ini Bisa Plh Gubernur Kalsel
Baca juga: Jadwal Debat Perdana Pilgub Kalsel 2024 Sudah Ada, Acil Odah dan Muhidin Adu Visi Misi
Ketika tokoh sentral dalam jejaring politik menghadapi kasus hukum, akan ada pergeseran dukungan dari berbagai lapisan masyarakat, terutama dari kalangan pemilih yang lebih kritis terhadap isu korupsi.
Shiddiq menyebut, efek domino dari situasi ini adalah menurunnya kepercayaan publik terhadap calon-calon yang terkait langsung dengan Paman Birin, termasuk sang istri yaitu Raudatul Jannah alias Acil Odah.
“Lawan politik dipastikan akan memanfaatkan situasi ini untuk menyerang kredibilitas keluarga dan memanipulasi persepsi publik bahwa ada dinasti politik yang rawan penyalahgunaan kekuasaan,” ujarnya.
Selain itu, dukungan dari partai politik atau koalisi yang sebelumnya solid di belakang Paman Birin juga dinilai bisa goyah. Bergantung pada dampak OTT terhadap persepsi elit politik di tingkat nasional.
Shiddiq mengatakan, setelah OTT, peluang Acil Odah untuk memenangkan Pilkada sangat bergantung pada beberapa faktor.
Pertama, pengelolaan krisis dan strategi komunikasi yang ia terapkan. Jika Acil Odah dan timnya mampu merespons kasus suaminya dengan strategi komunikasi yang efektif, seperti menegaskan jarak politik dari kasus tersebut atau menunjukkan bahwa dia memiliki rekam jejak politik independen, peluangnya mungkin tetap ada.
“Namun, ini bukan hal mudah, terutama karena opini publik mudah dipengaruhi oleh persepsi negatif,” tuturnya.
Selain itu, modal sosial dan emosional juga bisa dimanfaatkan. Shiddiq menerangkan, Acil Odah mungkin mencoba membangun empati masyarakat lokal, terutama dengan menggambarkan dirinya sebagai korban dari situasi yang menimpa suaminya.
“Tetapi taktik ini memiliki risiko karena dapat memicu kontra-narasi dari lawan politik yang menuduh bahwa dia adalah bagian dari dinasti korup,” bebernya.
Faktor lain yang penting, menurut Shiddiq, adalah kekuatan mesin partai. Jika dukungan dari partai yang mengusung Paman Birin tetap solid, terutama dari kalangan partai pengusung, maka mesin partai mungkin masih bisa dimobilisasi untuk menggerakkan dukungan, terutama di basis tradisional.
“Namun, secara keseluruhan, peluang Acil Odah akan sangat terpengaruh oleh dinamika ini, dan penurunan elektabilitas sangat mungkin terjadi,” kata Ketua Jaringan Intelektual Muda Kalimantan (Jimka) ini.
Peneliti Senior CIDES Institute tersebut pun memprediksi, dampak OTT KPK ini bahkan bisa mempengaruhi peta Pilkada di 13 kabupaten/kota di Kalsel.
Di wilayah-wilayah yang berada di bawah pengaruh politik Paman Birin dan keluarganya, para calon kepala daerah yang sebelumnya tergantung pada dukungan politik sang gubernur mungkin akan menghadapi tantangan yang lebih berat.
Pemilih yang memiliki hubungan emosional atau ketergantungan politik dengan gubernur mungkin beralih dukungan jika merasa bahwa nama besar yang selama ini mendukung mereka telah kehilangan legitimasi.
Sebaliknya, kata Shiddiq, lawan politik di daerah-daerah tersebut bisa memanfaatkan situasi ini untuk mengonsolidasi kekuatan dan menyusun strategi kampanye yang lebih agresif.
“Mereka bisa menggambarkan Pilkada ini sebagai momentum perubahan, terutama setelah kasus korupsi yang menimpa gubernur, yang bisa dijadikan narasi bahwa daerah membutuhkan kepemimpinan baru yang lebih bersih,” ulasnya.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Lambung Mangkurat Prof Bachruddin Ali Akhmad menilai, peluang Acil Odah tetap terbuka.
Sebab, dampak dari OTT tersebut hanya terhadap kredibilitas, bukan elektabilitas Acil Odah.
“Karena pemilih kurang peduli dengan kredibilitas yang penting bagi mereka transaksinya memadai tidak. Bila memadai tetap dipilih dan pemilih fanatiknya tetap loyal untuk memilih Acil Odah,” ujarnya.
Terkait menurunnya kredibilitas dan tertangkapnya sang suami, lanjut Bachruddin, tentu mengurangi kemampuan logistik serta akomodasi Acil Odah.
“Ini yang akan menyulitkan Acil Odah memenangkan kontestasi di Pilkada,” ucap Bachruddin.
(Banjarmasinpost.co.id/Muhammad Syaiful Riki)
Jelang Sidang PHPU Pilkada Banjar dan Banjarbaru, KPU Kalsel Dampingi Penyiapan Alat Bukti |
![]() |
---|
Banjarbaru-Banjar Ditunda, Daftar Nama Gubernur, Bupati/Wali Kota Terpilih Kalsel Hasil Pilkada 2024 |
![]() |
---|
Sidang PHPU Pilkada Banjar dan Banjarbaru Digelar Beriringan, Pazri Imbau Masyarakat Memantau |
![]() |
---|
KPU Gelar Rapat Pleno Terbuka Penetapan Paslon Terpilih Pilkada Batola 2024 |
![]() |
---|
Penetapan Gubernur dan Wagub Kalsel Terpilih Dijadwalkan Awal Januari 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.