BKKBN Kalsel

Optimalisasi Intervensi Penurunan Stunting di HSU, FGD Fokus Validitas Data dan Sinergitas Program

Pemkab HSU menggelar FGD bertajuk Optimalisasi Intervensi Penurunan Stunting Tepat Sasaran

Editor: Hari Widodo
BKKBN Kalsel
Pemkab Hulu Sungai Utara (HSU) Menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) bertajuk "Optimalisasi Intervensi Penurunan Stunting Tepat Sasaran" yang dilaksanakan di Gedung Idcham Chalid, Kabupaten HSU, Selasa 22 Oktober 2024. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI -  Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara (hsu) menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) bertajuk "Optimalisasi Intervensi Penurunan Stunting Tepat Sasaran" yang dilaksanakan di Gedung Idcham Chalid, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) .

Acara ini dihadiri oleh Pjs Bupati Hulu Sungai Utara, Inspektur Daerah, Kepala Bappeda, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, serta Kepala Dinas Sosial Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Diskusi ini menjadi upaya bersama dalam memperkuat langkah-langkah strategis untuk menurunkan angka stunting di kabupaten tersebut.

Pentingnya Validitas Data dalam Intervensi Stunting

Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Selatan, Farah Adibah, S.I.P, M.Si, dalam pernyataannya menekankan pentingnya pemanfaatan Data Keluarga Berisiko Stunting (KRS) dalam intervensi yang tepat sasaran.

"Data Keluarga Berisiko Stunting (KRS) merupakan alat penting yang dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menyusun rencana intervensi dan penyaluran bantuan. Dengan memanfaatkan data yang akurat, kita dapat memastikan bahwa bantuan yang diberikan tepat sasaran dan mampu menurunkan risiko stunting secara efektif," ungkap Farah.

Data terbaru menunjukkan bahwa terdapat 7.011 keluarga berisiko stunting di Kabupaten Hulu Sungai Utara, dengan kecamatan Babirik menjadi wilayah dengan angka tertinggi mencapai 34,53 persen. 

Tantangan lainnya adalah 2.465 keluarga tidak memiliki akses air minum layak, dan 2.842 keluarga memiliki sanitasi yang tidak memadai.

Fokus pada Pencegahan Stunting Baru dan Pendampingan Calon Pengantin

Dalam kesempatan tersebut, Farah juga menyampaikan bahwa percepatan penurunan stunting bergantung pada pencegahan stunting baru.

"Percepatan penurunan stunting tidak bisa dilepaskan dari upaya pencegahan stunting baru. Semakin sedikit kasus stunting baru yang muncul, semakin cepat kita bisa mencapai target penurunan stunting," tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya pensasaran calon pengantin (catin) melalui pendampingan Tim Pendamping Keluarga.

"Pensasaran calon pengantin terus digalakkan agar setiap catin yang mendaftar, baik di KUA maupun di luar KUA, dapat mendapatkan pendampingan yang memadai. Hal ini penting untuk mencegah risiko stunting pada anak yang akan dilahirkan," jelasnya.

Sinergi dan Kolaborasi untuk Penurunan Stunting

Kepala BPKP, Dr. Ayi Riyanto, Ak., M.Si, CA, CPMA, QIA, CGCAE, ASKOM, menekankan bahwa akar permasalahan implementasi program percepatan penurunan stunting di Kabupaten Hulu Sungai Utara mencakup validitas data, sinergitas dan konvergensi program, serta kolaborasi yang belum optimal.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved