Berita HST

Filosofi Sarai Sarapun di Aruh Sastra Kalsel XXI, Begini Makna Informasi dan Inspirasinya

Sabtu (7/12/2024), mini riset ini dilaksanakan dengan acara kunjungan ke enam sanggar seni yang ada di Desa Barikin oleh perwakilan dari 13 kabupaten

Penulis: Stanislaus Sene | Editor: Kamardi Fatih
Banjarmasinpost.co.id/Idda Royani
PESERTA Aruh Sastra XIX Kalsel menyimak lantaran merdu Biduan cantik yang melantunkan jingle spesial aruh sastra. 

BANJARMASINPOST.CO.ID, BARABAI - Agenda baru mewarnai Aruh Sastra Kalsel XXI pada 2024 di Desa Barikin, Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). 
Adapun agenda baru yang selama ini belum pernah ada di dalam pelaksanaan Aruh Sastra sebelumnya yakni mini riset. 

Sabtu (7/12/2024), mini riset ini dilaksanakan dengan acara kunjungan ke enam sanggar seni yang ada di Desa Barikin oleh perwakilan dari tiga belas Kabupaten dan Kota se-Kalsel. 

Tujuan dari mini riset ini adalah untuk mengumpulkan informasi dan inspirasi yang kemudian akan diolah dalam sebuah workshop.

Workshop ini diharapkan dapat menghasilkan karya tulis yang merefleksikan kekayaan budaya dan seni yang ditemukan selama riset.

Satu di antara sanggar yang dikunjungi yakni sanggar seni Sarai Sarapun. Sanggar ini tidak hanya menjadi wadah bagi para penari untuk mengasah bakat, tetapi juga sebagai simbol dari filosofi yang mendalam.

Anggota dari Sanggar Sarai Sarapun, Ilham dan Ansari saat ditemui mengatakan, filosofi Sarai Sarapun ini terinspirasi dari ketangguhan dan keuniversalan tumbuhan sarai yang mencerminkan visi sanggar untuk berkembang dan beradaptasi di berbagai kondisi sambil terus menciptakan keindahan baru. 

"Ini adalah refleksi dari bagaimana seni dapat bertahan dan berkembang, layaknya sarai yang terus bertunas meski telah dipetik," ujarnya. 

Ilham mengakui, untuk berkomitmen terhadap seni, bukan perjalanan yang mudah. Seni lebih dari sekadar ekspresi gerak atau kata; tetapi merupakan pembentukan karakter dan kebiasaan positif bagi generasi muda.

"Pentingnya seni, terutama tari, dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya tidak bisa diabaikan," ucapnya. 

Sementara, Ansari juga menjelaskan, bahwa seni tari, dengan segala keindahan dan kedalaman maknanya, harus terus dipelihara dan dikembangkan agar warisan budaya ini tetap lestari dan relevan sepanjang zaman. (Banjarmasinpost.co.id/Stanislaus sene)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved