Berita Banjarbaru

Pengelola Outlet Air Minum Isi Ulang di  Loktabat Utara Banjarbaru Ini Rutin Bersihkan Tandon

Yahya, pengelola outlet air minum isi ulang di Jalan Trikora, Banjarbaru, mengaku mengetahui hasil survei Kemenkes tersebut dari internet. 

Penulis: Salmah | Editor: Edi Nugroho
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Ilustrasi: Air isi ulang. 

BANJARMASINPOST.CO.ID -  Yahya, pengelola outlet air minum isi ulang di Jalan Trikora, Banjarbaru, mengaku mengetahui hasil survei Kemenkes tersebut dari internet. 

Seperti diketahui, Kemenkes dalam surveinya mendapati lebih dari 40 persen air minum isi ulang di Indonesia terkontaminasi bakteri Escherichia-Coli (E-Coli).

"Namun selama ini tidak ada masalah dengan air minum yang kami jual, karena kami juga telah menjalani proses yang sesuai aturan," katanya, Sabtu.

Sesekali ada petugas dari instansi berwenang yang melakukan pemeriksaan terhadap outlet Yahya. 

Baca juga: Antisipasi Kandungan E-Coli, Dinkes Banjarmasin Akan Uji Petik Air Isi Ulang 

Baca juga: Di Sini Air, di Sana Api

Yahya pun menyatakan selama ini tidak ada dinyatakan mengandung zat berbahaya seperti E-Coli.

Hal sama dikatakan Wahyudi, pengelola depat air minum isi ulang di Loktabat Utara, Banjarbaru. 

"Kami mengambil bahan baku dari penyuplai air minum yang sudah teruji kualitasnya. Hasil pemeriksaan sampel juga ada," jelasnya.

Selain kualitas air, pihaknya juga memeriksa peralatan. Tandon dan alat penyalur air juga sering dibersihkan.

 "Kalau ada alat yang rusak segera diganti, disterilkan juga. Jadi pemeriksaan secara menyeluruh," katanya.

Wahyudi menyatakan patuh pada aturan yang berlaku dan tentu saja tak mau terjadi masalah dengan konsumen

Warga Kalimantan Selatan perlu berhati-hati dalam membeli dan mengonsumsi air minum isi ulang.

 Kemenkes dalam surveinya mendapati lebih dari 40 persen air minum isi ulang di Indonesia terkontaminasi bakteri Escherichia-Coli (E-Coli).

E-Coli adalah bakteri yang hidup di usus manusia dan hewan untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan. Bakteri ini umumnya tidak berbahaya. Namun, ada jenis E-Coli yang menghasilkan racun dan menyebabkan diare parah.

Dalam survei didapati banyak warga perkotaan memilih air isi ulang karena praktis dan kepercayaan yang rendah terhadap kualitas air PDAM.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, pengawasan terhadap Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) menjadi tugas dan tanggung jawab dinas kesehatan kabupaten/kota.

Mengenai persoalan ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin dr Tabiun Huda menyatakan untuk kota ini sudah ada program Survei Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) yang menggunakan alat sanitarian kit langsung di lapangan.

Adapun yang diperiksa adalah kualitas air PDAM dan air minum rumah tangga atau apa yang diminum masyarakat di dalam rumah.

"Laporan hasil uji kualitas tersebut diinput langsung ke aplikasi Sistem Informasi Pengawasan Kualitas Air Minum (Sipekam) dan laporannya langsung ke Kemenkes," terangnya, Sabtu (11/1).

Untuk kualitas air di depot isi ulang, Tabiun menyatakan dalam kondisi aman selama dalam pengawasan Dinkes. 

"Selama dalam pengawasan Dinkes, alhamdulillah aman saja. Karena kami ada bukti uji kualitas. Apabila ditemukan hasil laboratoriumnya positif bakteri, maka
tim teknis kami di lapangan minta dilakukan perbaikan kepada pengelola baik pembersihan tandon, filter dan tempat atau etalase penjualan. Setelah mereka menindaklanjuti yang kami sarankan, maka akan diperiksa ulang kualitas airnya," kata Tabiun.

Dia menjelaskan DAMIU harus memenuhi persyaratan agar aair yang dijual memenuhi standar konsumsi. "Pendaftaran usaha memang melalui aplikasi OSS. Tetapi tetap saja harus dilengkapi bukti uji hasil lab dan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) dari Dinkes," terangnya.

Dinkes Banjarmasin, lanjut Tabiun, setiap tahun melakukan monitoring dan pengawasan kualitas air minum isi ulang. "Pada 2025 ini akan dilakukan lagi uji petik kualitas air minum isi ulang," tambahnya.

Disinggung mengenai jumlah DAMIU di Banjarmasin, dr Tabiun menyatakan sudah ratusan. "Untuk jumlah DAMIU di Banjarmasin saat ini 385 buah," jelasnya.

Tabiun menegaskan pihaknya tidak segan menindaklanjuti laporan atau informasi dari masyarakat mengenai keluhan terhadap tempat usaha air isi ulang

"Kami mohon informasi kepada masyarakat atau media, atau siapapun yang memiliki informasi penting tentang DAMIU yang kurang baik atau tidak memuaskan pengguna, agar kami bisa tindaklanjuti. Demi kesehatan masyarakat Banjarmasin," tegasnya. .  (ran/dea)

 

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved