Ramadhan 2025

Hukum Sholat Tahajud Usai Tarawih Ramadhan 2025, Boleh atau Tidak? Ini Kata Ustadz Khalid Basalamah

Bagaimana hukum Sholat Tahajud setelah mengerjakan Sholat Tarawih di bulan Ramadhan 2025, apakah boleh atau tidak? Ini kata Ustadz Khalid Basalamah

Editor: Rahmadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ENDRO
TAHAJUD DI RAMADHAN - Bagaimana hukum Sholat Tahajud setelah mengerjakan Sholat Tarawih di bulan Ramadhan 2025, apakah boleh atau tidak? Ini kata Ustadz Khalid Basalamah 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Bagaimana hukum Sholat Tahajud setelah mengerjakan Sholat Tarawih di bulan Ramadhan 2025, apakah boleh atau tidak? Berikut penjelasan Ustadz Khalid Basalamah.

Dipaparkan Ustadz Khalid Basalamah, terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama mengenai pengerjaan Sholat Tahajud setelah Sholat Tarawih.

Ustadz Khalid Basalamah mengungkapkan sebagian ulama berpendapat tak perlu lagi melakukan Sholat Tahajud karena Sholat Tarawih merupakan qiyamul lail di bulan Ramadhan.

Kini umat Islam telah memasuki bulan Ramadhan 1446 Hijriyah bertepatan di bulan Maret 2025.

Pada bulan Ramadhan umat muslim diperintahkan menunaikan puasa dari terbit fajar hingga tenggelam matahari selama 30 hari atau satu bulan.

Selain puasa, umat Islam juga dianjurkan menjalankan amalan-amalan sunnah misalnya Sholat Tarawih, memperbanyak dzikir, bersedekah, dan membaca Alquran.

Baca juga: Menu Sahur Sehat di Awal Puasa Ramadhan 2025, dr Zaidul Akbar Anjurkan Makan Kurma dan Semangka

Baca juga: Jelang Ramadhan 2025, Buya Yahya Urai Bacaan Dzikir Jelang Berbuka Puasa Dapat Dibaca Umat Islam

Ustadz Khalid Basalamah menjabarkan terkait pelaksanaan Sholat Tahajud setelah Sholat Tarawih terdapat ikhtilaf atau perbedaan pendapat di kalangan para ulama.

"Pendapat pertama mengatakan tidak ada lagi Tahajud setelah Tarawih, karena Tahajud qiyamnya Ramadhan sama dengan Tahajud hanya dimajukan, agar minimal umat Islam pernah Tahajud setahun sekali bagi yang tidak pernah Tahajud, dimajukan waktunya dan dimudahkan," jelas Ustadz Khalid Basalamah dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube SYIFA.TV.

Hal ini berdasarkan hadits riwayat Bukhari, bahwasanya Siti Aisyah RA berkata Nabi Muhammad SAW tidak pernah menambah rakaat sholat malam lebih dari 11 rakaat.

Ustadz Khalid Basalamah menambahkan pada riwayat lain disebutkan 13 rakaat, karena Witirnya 5 rakaat baik di bulan Ramadhan maupun di luar Ramadhan.

Berikut bunyi hadits selengkapnya:

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى فِيمَا بَيْنَ أَنْ يَفْرُغَ مِنْ صَلاَةِ الْعِشَاءِ وَهِىَ الَّتِى يَدْعُو النَّاسُ الْعَتَمَةَ إِلَى الْفَجْرِ إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُسَلِّمُ بَيْنَ كُلِّ رَكْعَتَيْنِ وَيُوتِرُ بِوَاحِدَة

Dari A’isyah, istri Nabi Muhammad SAW, ia berkata, "Rasulullah pernah melakukan sholat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan ‘Atamah hingga Subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau sholat witir satu rakaat.” (HR. Muslim)

Namun pengakuan Aisyah RA ini ketika Rasulullah SAW berada di rumahnya, sementara Nabi SAW juga pernah melakukan sholat malam di mesjid.

Sementara pendapat kedua menyatakan masih boleh lebih dari 11 maupun 13 rakaat. Beranjak pula dari hadits Bukhari yang menyebutkan sholat malam adalah dua rakaat sampai tak terbatas.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved