BFocus Urban Life
Dilematis Munculnya AI bagi Dunia Akademik, Mahasiswa Jadi Tak Mampu Menganalisa
Meski menjadi solusi praktis, sebagian menilai penggunaan AI dalam penulisan merupakan kegiatan yang kurang etis dan jauh dari kreatif.
Penulis: Saiful Rahman | Editor: Budi Arif Rahman Hakim
Tidak hanya joki tugas yang mulai berkembang, banyak mahasiswa kini mulai mengandalkan kecerdasan buatan (AI) sebagai asisten akademik yang praktis bagi sebagian orang, di tengah tekanan tugas dan deadline kampus.
Teknologi AI dinilai mampu meringankan beban penulisan ilmiah dengan cara-cara yang sebelumnya memerlukan banyak waktu dan tenaga.
Dari pencarian referensi yang mudah hingga perbaikan struktur kalimat, AI membantu mahasiswa menyusun karya ilmiah yang lebih rapi dan terstruktur.
Beberapa mahasiswa bahkan menggunakan AI untuk mengembangkan paragraf metodologi atau menyusun kutipan dan bibliografi dengan format yang tepat.
"Saya pernah mendapati mahasiswa mengaku menggunakan AI, setelah dilakukan penyidikan secara mendalam. Akhirnya dia mengaku sampai menangis, saya meminta si mahasiswa untuk mengulang tugasnya," ungkap Dosen Hukum Pidana UIN Antasari yang juga pebimbing skripsi Mahasiswa, Nahdia Nazmi SHI MH.
Baca juga: Langsung Dibina, Belasan Remaja Terjaring Polisi Saat Pesta Miras di Banjarmasin Selatan
Meski fungsinya terlihat teknis, dampaknya sangat signifikan. AI mempercepat proses analisis data, mempermudah pengolahan informasi. Namun demikian proses instan cepat dan mudah tersebut sering kali malah membuat mahasiswa malas untuk melakukan analisis mendalam.
"Mereka yang gunakan AI dalam pengerjaan tugas mudah sekali ditebak, ketika ditanya tentang tugasnya mereka tidak akan bisa menjawab, akan kesusahan pasti," terang Nahdia
Dalam praktiknya, AI bukan sekadar alat bantu, melainkan dijadikan acuan utama untuk dijadikan jalan pintas dalam mengerjakan tiap tugas penulisan.
Tak dipungkiri kehadiran AI juga membantu pekerjaan manusia, bukan hanya dalam bidang penulisan bahkan dalam kegiatan sehari-hari. Informasi dengan mudah didapatkan hanya dengan mengetik atau berbicara secara langsung dengan tools AI.
"Yah sama seperti joki kalau sebagai alat bantu saja yah tidak masalah sebenarnya. Tapi kalau AI sepenuhnya yang mengerjakan itu sudah keterlaluan, perkembangan zaman memang tak bisa dihindari, tapi akal, rasa, dan kebijaksanaan kita sebagai manusia jangan sampai kalah," terang Nahdia
Sebagian besar kalangan menyadari tantangan akademik masa kini. Penggunaan AI yang kian merasuk dunia akademik menyisakan penilaian antara kemajuan dan kemunduran dunia penulisan.
"Sebenarnya sih buat bantu-bantu saja yah tidak apa, asal jangan semua kerjaan dikasih ke AI," kata Noval seorang warga S Parman, Banjarmasin.
Sifatnya Hanya Membantu
Muncul pro dan kontra terkait kehadiran AI di era perkembangan AI yang semakin marak dan sulit dibendung,
Sebagian menjadikan AI sebagai sandaran utama untuk menulis, sebagian lain menolak AI dan tak sedikit mereka yang menggunakan AI hanya sebatas asisten atau sebagai pembantu.
| Program CSR Pertamina Patra Niaga Wujudkan SMPN 11 Banjarbaru Ramah Lingkungan dan Inklusif |
|
|---|
| Sekolah Rakyat Beri Harapan Keluarga Tidak Mampu di Kalsel, Siswa Dapat Pendidikan Karakter |
|
|---|
| Tercatat 90 Kasus Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Banjarmasin, Kasus Seksual Dominan |
|
|---|
| Petani Banjar Dapat Dukungan BI Kembangkan Bawang Merah untuk Jaga Stabilitas Harga |
|
|---|
| Dua Sekolah di Kalsel Dilaporkan ke Ombudsman karena Diduga Menahan Ijazah Siswa |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.