Berita Banjarmasin

Warga Banjarmasin Ini Bantah Roblox Ajarkan Kekerasan, Mendikdasmen Larang Murid Memainkan

Mendikdasmen Abdul Mu’ti mengingatkan bahaya permainan atau game Roblox bagi para murid, sementara itu ini kata warga Banjarmasin

Editor: Irfani Rahman
Tribunnews
Mendikdasmen - Mendikdasmen, Abdul Mu’ti mengingatkan bahaya permainan atau game Roblox bagi para murid 

BANJARMASINPOST.CO.ID - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengingatkan bahaya permainan atau game Roblox bagi para murid. Mu’ti melarang para murid untuk dikarenakan permainan tersebut menampilkan banyak adegan kekerasan.

Ia menilai tingkat intelektualitas para murid jenjang pendidikan SD belum sepenuhnya mampu membedakan mana adegan nyata dan rekayasa.

Namun larangan bermain Roblox oleh Mandikdasmen Abdul Mu’ti tersebut, ternyata tak diamini oleh kalangan psikolog dan warga. Ketua Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Kalimantan Selatan (Kalsel),

Melinda Bahri menilai, pelarangan tidak akan efektif tanpa keterlibatan aktif orangtua dalam mengawasi dunia virtual anak. “Menurut saya, game seperti Roblox tetap bisa berdampak positif, asalkan disertai kebijakan yang jelas dan aksi nyata di tingkat keluarga. Orangtua perlu memahami alasan di balik larangan, karena dampak negatif dari kecanduan game memang cukup besar,” ujarnya, Rabu (6/8).

Ia menjelaskan, bermain game tidak melulu buruk. Banyak game, termasuk Roblox, justru dapat merangsang kreativitas dan kemampuan menyelesaikan masalah anak.

Namun, ia tetap mengingatkan bahwa pengawasan terhadap durasi bermain menjadi kunci utama dalam mencegah dampak psikologis negatif. “Yang perlu diperhatikan adalah waktu bermain. Anak butuh batasan yang konsisten. Orangtua harus disiplin dalam menerapkan aturan penggunaan gadget,” tambahnya.

Melinda menyarankan agar orangtua menyediakan aktivitas alternatif yang menyenangkan, seperti waktu bermain bersama keluarga, berolahraga, atau berkegiatan dengan teman sebaya.

Hal ini penting agar anak tidak menghabiskan seluruh waktunya dalam dunia digital.

Jika dibiarkan tanpa aturan, kata Melinda, penggunaan game secara berlebihan bisa memicu berbagai masalah psikologis, seperti kecanduan, stres dan kecemasan, serta pengaruh buruk dari komunitas game.

Lebih dari sekadar mengatur waktu bermain, Melinda menekankan pentingnya komunikasi terbuka antara orangtua dan anak.

Senada disampaikan Rohman, warga Jalan Sulawesi, Kelurahan Pasar Lama, Banjarmasin. Dia menilai, adanya anggapan bahwa game selalu identik dengan kekerasan tidak sepenuhnya tepat.

Ia membandingkan, sebelum era gadget, anak-anak juga kerap bermain perang-perangan secara tradisional. “Kenapa saat permainan perang-perangan masuk ke dalam gadget malah dianggap kekerasan, kan aneh,” katanya.

Rohman justru menilai pemerintah seharusnya memberi perhatian pada game online, yang dianggapnya lebih banyak membuang waktu serta diperuntukkan bagi orang dewasa.

Sementara itu, ia menilai Roblox lebih sesuai untuk anak-anak. Meski dirinya sebagai orang dewasa tidak tertarik memainkannya.

Rohman mengaku melihat adik dan keponakannya mampu mengembangkan kreativitas melalui game tersebut.
 
 “Mereka bisa membangun bangunan meskipun bersifat virtual, kreativitas mereka terbentuk,” jelasnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved