Religi

Amalan Rebo Wekasan di Daerah di Indonesia, Ustadz Abdul Somad dan Buya Yahya Beri Penjelasan

Tradisi amalan Rebo Wekasan dipercayai oleh sebagian masyarakat Indonesia dan dilaksanakan di berbagai daerah, dua ustad beri penjelasan.

Editor: Mariana
pexels
ilustrasi Rebo Wekasan. Tradisi amalan Rebo Wekasan dipercayai oleh sebagian masyarakat Indonesia dan dilaksanakan di berbagai daerah, dua ustad beri penjelasan. 

Jadi tradisi Rebo Wekasan di Tasikmalaya dan Banten akan dilaksanakan sesuai kepercayaan mereka masing-masing.

Tradisi Rebo Wekasan di Bantul

Tradisi Rebo Wekasan juga banyak dilaksanakan oleh masyarakat yang tinggal di Bantul, tepatnya wilayah Wonokromo.

Mereka akan melaksanakan Rebo Wekasan dengan tradisi khusus seperti membuat lemper raksasa.

Nantinya lemper ini akan dibagikan kepada warga yang menghadiri acara Rebo Wekasan ini.

Tradisi Rebo Wekasan di Banyuwangi

Hampir sama dengan daerah lain, warga Banyuwangi juga melaksanakan tradisi Rebo Wekasan di pinggir pantai.

Biasanya mereka melakukan ritual pembacaan doa dan petik laut di Pantai Waru Doyong.

Tak hanya itu, warga Banyuwangi juga akan melaksanakan tradisi makan nasi yang dibuat secara khurus di pinggir jalan.

Tradisi Rebo Wekasan di Kalimantan

Sementara untuk tradisi Rebo Wekasan di daerah Kalimantan, biasanya dilaksanakan dengan melakukan shalat shunnah dan pembacaan doa.

Masyarakat Kalimantan yang percaya dengan Rebo Wekasan akan membaca doa-doa tolak bala.

Tak hanya itu, masyarakat Kalimantan juga akan melaksanakan acara selamatan di kampungnya masing-masing dan menghindari bepergian jauh terlebih dahulu.

Mereka juga mempercayai unuk tidak mandi hingga Saffar, yang dimaksudkan untuk membuang kesialan yang mungkin terjadi.

Sebagian masyarakat Indonesia yang percaya dengan Rebo Wekasan akan melaksanakan tradisi dan menghindari pantangan-pantangannya.

Kata Ustadz Abdul Somad

Ustadz Abdul Somad menerangkan ada kebiasaan umat muslim di Indonesia melakukan ziarah di bulan Safar.

"Berziarah di Rabu terakhir bulan Safar berdoa dijauhkan dari bala dan musibah, karena menurut ulama tasawuf musibah paling banyak diturunkan pada Rabu terakhir di bulan Safar, itu mereka dapatnya dari ilham, bukan hadits Nabi SAW," terang Ustadz Abdul Somad dikutip Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Irman Hidayah.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved