Budi menyampaikan pengelolaan data bansos harus didukung dengan data yang akurat dan up to date.
"Kegiatan kelas pelatihan ini merupakan inisiatif dari kawan-kawan di Dinsos Kapuas dan operator data yang ada yang di kelurahan dan kelurahan yang ingin ada penguatan sumber daya manusia di Kabupaten Kapuas, Ini terkait dengan pengelolaan DTKS," bebernya.
Karena, menurutnya para pengelola data tersebut menyadari betapa pentingnya DTKS tersebut saat melakukan verifikasi dan validasi di tingkat lapangan.
"Sehingga bantuan-bantuan sosial itu nantinya lebih banyak didapat untuk masyarakat dan juga bisa lebih tepat sasaran dengan apa yang mereka lakukan, yakni verifikasi dan validasi data tersebut," tandas Budi.
Dalam kegiatan kelas pelatihan tersebut pihaknya juga tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Kegiatan dilaksanakan beberapa kali dan untuk satu kelas dibatasi hanya 15 peserta.
"Sampai hari ini tadi sudah ada 80 desa dan kelurahan yang telah mendaftarkan. Untuk 1 kelas dengan 15 peserta. Pelaksanaan dijadwalkan sebulan dua kali," tandasnya.
Diharapkan dengan segala macam upaya yang dilakukan dapat menghasilkan data valid dalam hal ini DTKS yang benar-benar mantap.
"Intinya, kami akan terus berupaya untuk verifikasi dan validasi data, kerjasama hingga tingkat kelurahan/desa. Strategi pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) itu adalah data, maka program dan kegiatan akan mengikutinya," pungkasnya.
(Banjarmasinpost.co.id/Fadly SR)